Mamuju (ANTARA Sulsel) - Tunjangan tenaga medis di Rumah Sakit (RS) Regional Provinsi Sulawesi Barat selama tujuh bulan terakhir belum terbayarkan.

"Kami sudah mengetahui adanya keluhan para tenaga medis akibat tunjangan yang tak kunjung dibayarkan," kata Kabid Pelayanan RS Regional Sulbar, Anwar di Mamuju, Minggu.

Bahkan para tenaga medis sempat berencana untuk mogok kerja, lantaran tunjangan dari jasa mereka mulai bulan April hingga Oktober tak kunjung direalisasikan oleh pihak rumah sakit.

Kondisi ini langsung di atasi untuk segera mencari solusi bijak agar gaji itu segera dicarikan solusinya.

Anwar mengatakan, direktur RS Regional memberikan solusi dengan memfasilitasi tenaga medis untuk bertemu langsung dengan Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh.

"Saya belum dapat informasi yang jelas, apakah sudah ada jawaban dari gubernur atau tidak terkait pembayaran jasa medis ini. Direktur rumah sakit sudah menghadap gubernur bersama dengan tim medis ini," katanya.

Ia menyebutkan, gaji tim medis senilai Rp2 milliar tersebut telah dibayarkan lantaran adanya rasionalisasi anggaran yang dilakukan Bappeda sehingga hal itu terkesan lambat direalisasikan.

"Tim medis ini terdiri dari dokter umum, dokter gigi, perawat. Memang sejak April sampai bulan ini belum dibayarkan. Persoalan itu tetap menjadi utang rumah sakit dan diusahakan dibayar tahun depan. Ini sebenarnya akibat adanya rasionalisasi anggaran untuk menutupi biaya pemilihan kepala daerah," katanya.

Karena itu, kata dia, para tenaga medis maklum terhadap kondisi ini agar sistem layanan kesehatan di RS tetap berjalan dengan baik.

Pewarta : Aco Ahmad
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024