Mamuju (ANTARA Sulbar) - Kapolres Mamuju AKBP Sonny Mahar Budi Adityawan kembali menegaskan agar pasangan calon (Paslon) tak nodai nilai demokrasi pada momentum pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) gubernur dan calon wakil gubernur 15 Februari 2017.

"Polres Mamuju membawahi dua Polres yakni Kabupaten Mamuju dan Mamuju Tengah. Kami terus bergerak cepat untuk mengawal pelaksanaan kampanye Pilkada Sulbar yang sedang berlangsung," kata Kapolres Mamuju AKBP Sonny Mahar Budi Adityawan di Mamuju, Sulawesi Barat, Jumat.

Menurut dia, ia telah mempersiapkan diri untuk menurunkan personil Polri di wilayah hukumnya dan itu tergantung seberapa besar kebutuhan dan eskalasi politik dalam merespon kerawanan saat berlangsung kampanye damai di BumiManakarra.

"Tentu kami akan menghitung kekuatan seberapa besar kebutuhan personil karena kebetulan di Polres Mamuju ini memiliki dua wilayah hukum yakni Kabupaten Mamuju dan Mateng. Kami membagi selebaran supaya dapat disesuaikan dengan tingkat ancaman. Mengingat di Mateng belum ada Polres dan kalau berharap dari Polres Mamuju yang posisinya di Mamuju kota, sehingga mobilisasi kesana kalau ada kejadian kerawanan terkait pilkada itu sangat jauh. Makanya kami perkuat dengan menempatkan aparat kepolisian di Kabupaten Mamaju Tengah untuk sigap membantu persiapan pengamanan pilkada," jelas Kapolres Mamuju.

Kini sedang berlangsung tahap kampanye, baik kampanye terbuka maupun kampanye tertutup dari tiga pasangan calon Gubernur/Wakil Gubernur Sulbar.

Bahkan, AKBP Sonny Mahar memprediksi, satu bulan kedepan bahwa kondisi kegiatan kampanye agak panas, sehingga bisa membuat atau memicu potensi kerawanan yang lebih tinggi.

"Kegiatan kampanye pilkada tertutup adalah bagian kegiatan dapat kandidat dan kami belum tahu apakah KPU Sulbar menggelar di Mamuju atau di Makassar," tukasnya.

Mengantisipasi kondisi kerawanan saat debat kandidat, Kapolres Mamuju menyarankan, sebaiknya dilaksanakan di Makassar. Meski potensi konflik tetap ada, namun saat nanti ada pertanyaan saat berlangsung debat antarkandidat yang cenderung menyudutkan calon lain sehingga dapat menyinggung perasaan, kemudian memicu reaksi para pendukung untuk melakukan perbuatan tak diinginkan semua pihak.

Apalagi debat kandidat calon tersebut akan ditonton langsung melalui live atau siaran tunda, tidak ada pihak yang bisa menjamin kepada kelompok massa pendukungnya akan berbuat bentrok.

Menurut AKBP Sonny Mahar, jika terjadi bentrok antar pendukung kandidat, Polda Sulbar akan meminta penambahan bantuan personil dari Polda Sulsel atau dari Mabes Polri. Kebetulan ada Polda sehingga yang nantinya polda meminta penambahan bantuan personil dari Polda Sulsel ataupun dari Mabes Polri.

Jumlah keseluruhan personil Polres Mamuju mencapai 555 orang. Mereka inilah yang dipersiapkan untuk mengawal Pilkada Subar khususnya di Kabupaten Mamuju dan Mamuju Tengah.

"Dalam aturan Kapolri yang harus dipatuhi jajaran Polres Mamuju untuk mengerahkan personil tampak beranekaragam. Mulai proses kegiatan pendaftaran pasangan calon, kegiatan penetapan pasangan calon dan penarikan nomor urut pasangan calon yang dapat menggunakan dua pertiga kekuatan atau sekitar 388 personil yang kami siapkan untuk pengamanan. Belum lagi adanya penambahan personil dari Polda Sulbar sebanyak 282 personil pada saat kegiatan digelar tersebut," demikian Kapolres Mamuju.

Untuk kegiatan kampanye, lanjutnya, pihaknya menggunakan satu pertiga kekuatan sebanyak 183 personil. Makanya, dia mengajak pada pasangan calon termasuk tim pemenang supaya bersama-sama menjaga kondusifitas agar kampanye Pilkada Sulbar berjalan dengan aman. Kampanye itu mengajak bukan mengejek, itu hal-hal yang harus dipatuhi oleh seluruh massa pendukung termasuk pasangan calon.

Sekedar diketahui, ada pemasangan APK didalam massa kampanye tertutup terdapat pengrusakan dan kesengajaan. Indikasi sudah dilaporkan bahkan sudah ada masuk karena APK-nya itu selalu ada berdampingan setiap tempat sesuai dengan aturan dari KPU dan laporan yang masuk tentang adanya APK salah satu calon yang roboh.

"Itu bisa kan menyinggung simpatisannya, padahal robohnya itu bisa saja kena angin atau memang sengaja dirobohkan. Hal seperti itu tentu sensitif dan rawan benturan. Tetapi kalau semua pihak berpikir positif bahwa kalau pada saat melihat ada yang roboh atau berpikir karena angin atau rusak karena hujan, maka kerawanan bisa ditekan melalui kerja sama antara jajaran Polres Mamuju dan Dandim Mamuju," tegas AKBP Sonny

Pewarta : Aco Ahmad
Editor :
Copyright © ANTARA 2024