Makassar (ANTARA Sulsel) - Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto menyatakan, jika ekonomi Makassar yang saat ini sudah di atas 8 persen akan tetap kembali betumbuh di tahun depan dan bahkan tumbuhnya dari tanah.

"Saya sudah rancang ini selama satu tahun lebih dan di tahun 2017 kita sudah jalan. Tahun depan itu ekonomi Makassar akan tumbuh dari tanah," jelasnya saat membuka Diskusi Akhir Tahun Pengaruh Politik Terhadap Pasar Ekonomi 2017 yang digelar LKBN Antara Biro Sulsel, di Makassar, Jumat.

Danny Pomanto, sapaan akrab wali kota mengatakan, berdasarkan hasil pertemuannya dengan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di Jakarta beberapa waktu lalu saat rapat dengan Presiden Joko Widodo mengaku jika semua komoditas di Indonesia dapat dikendalikan, kecuali komoditas cabai.

Cabai sendiri dianggap salah satu komoditas yang dapat menentukan dan mengendalikan inflasi di Indonesia, karenanya, salah satu programnya dibidang pertanian yakni menghasilkan cabai untuk Indonesia.

"Di Makassar ini program lorong garden (Longgar) sudah berjalan tapi belum maksimal dan hasilnya juga sudah cukup bagus. Tahun depan ini akan kita mantapkan," katanya.

Danny mengaku, meskipun di Makassar lahan kosong sudah sangat sulit karena sudah jadi perumahan dan gedung, tetapi program Lorong Garden telah sukses dilakuan dibeberapa lorong atau gang di kota ini.

Yang menjadi prioritasnya pada 2017 untuk tetap menggairaghkan ekonomi masyarakat yakni dengan program tana cabai yang merupakan bagian dari program Longgar.

Ia menjelaskan, satu pohon cabai yang ditanam terbatas melalui pot di rumah-rumah atau di lorong-lorong itu telah mampu menghasilkan 10 kilogram (kg) dalam setahun dengan masa panen setiap bulan.

"Kita sudah coba dibeberapa lorong dan tahu hasilnya, satu pohon itu paling sedikit menghasilkan 10 kilogram cabai dan itu baru satu pohon," katanya.

Kalau satu lorong paling sedikit area tanam 100 meter, lanjut dia, maka pohon cabai itu berkisar 150-200 pohon. Dari jumlah ini akan menghasilkan cabai sekitar 1500-2000 kilogram cabai.

"Ini baru satu lorong. Di Makassar ini, ada 7000 lorong lebih dan jika dikalikan dengan harga cabai sekitar Rp50 ribu perkilogram, maka akan mendapatkan sekitar Rp50-70 triliun. Besar sekali kan potensinya," jelasnya.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024