Makassar (ANTARA Sulsel) - Koordinator Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) International Labour Organisation (ILO-Promote) Rasyidi Bakry mengatakan Pekerja Rumah Tangga (PRT) anak sangat rawan mengalami kekerasan.

"Pekerjaan ini (PRT) sangat rentan bagi anak-anak, karena mereka bekerja di wilayah pribadi yang sulit dipantau," kata Rasyidi yang ditemui di Makassar, Senin.

Rasyidi menjelaskan ada anggapan yang keliru dari sebagian majikan yang menganggap bahwa mempekerjakan anak sebagai PRT lebih menguntungkan karena anak lebih patuh.

"Padahal, sulit mengharapkan hasil kerja yang sempurna dari anak-anak, karena dunia mereka memang bermain dan belajar," lanjut dia.

Hasil kerja yang kurang baik itulah, kata dia, yang seringkali jadi pemicu munculnya kekerasan oleh majikan terhadap PRT.

"Padahal itu terjadi karena kesalahan majikan sendiri yang mempekerjakan anak-anak," imbuhnya.

Kerenanya, Rasyidi menghimbau agar orang tua yang terus mendukung dan memberi kesempatan anak-anak mereka untuk melanjutkan pendidikan.

"Orang tua semestinya tidak terjebak dalam kepentingan pragmatis dengan langsung meminta anak bekerja agar dapat penghasilan tambahan," kata dia.

Rasyidi menuturkan bahwa sebagai badan di bawah PBB yang memiliki mandat utama untuk mewujudkan kerja layak bagi semua pekerja, ILO-Promote fokus bekerja untuk mendorong terwujudnya kerja layak bagi PRT dan di saat yang sama mendorong agar anak-anak di bawah usia 18 tahun tidak dipekerjakan sebagai PRT.

Salah satu upaya untuk mensosialisasikan hal ini, lanjutnya, ILO-Promote Sulsel bekerja sama dengan PGRI Sinjai melaksanakan sosialisasi pencegahan dan penghapusan PRT anak di SMP Negeri 2 Sinjai Borong, di Desa Barambang Sinjai pada Sabtu (24/12).

Kegiatan tersebut, menurut Rasyidi, sengaja dirangkaikan dengan acara penyerahan raport siswa, yang rutin dilaksanakan setiap akhir semester. Dihadiri oleh lebih kurang 70 peserta yang merupakan orang tua siswa.

Pewarta : Nurhaya J Panga
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024