Makassar (Antara Sulsel) - Penyebab pemadaman bergilir di wilayah Sulawesi Selatan akhirnya terungkap, yakni akibat batubara basah sehingga tidak bisa menjalankan sistem pembangkit PLTU milik Bosowa Energy di Jeneponto.

"Saya sudah diberikan informasi dari pimpinan PLN bahwa pemadaman bergilir ini terjadi gara-gara batubara basah," ungkap Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo di Makassar, Selasa.

Berdasarkan informasi itu, kata Syahrul, batubara diketahui sebagai bahan bakar utama untuk menggerakkan mesin turbin tersebut basah sehingga dalam sistem permesinan menjadi terganggu.

"Akibatnya, ada kehilangan daya diperkirakan sekitar 200 megawatt, tetapi masih ada energi kita sampai 350 Mega Watt, namun daya ini tidak bisa men`cover` semuanya," kata Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Indonesia tersebut.

Kendati demikian, mantan bupati dua periode ini meminta General Manager PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat (Sulselrabar) segera memperbaiki masalah ini agar tidak mengganggu aktivitas masyarakat.

"Pimpinan PLN sudah berjanji menyelesaikan persoalan ini paling lambat Rabu besok, tidak ada toleransi lagi masyarakat sudah mengeluhkan kejadian ini," katanya saat rapat paripurna di DPRD Sulsel.

Secara terpisah, General Manager PLN Wilayah Sulselrabar, Wasito Adi dalam keterangan tertulisnya mengakui gangguan listrik akibat batubara yang basah sehingga suplai tenaga pada sistem kelistrikan mesin pembangkit tidak mencukupi.

Meski demikian, saat ini pihaknya terus berkoordinasi dengan PLTU Bosowa Energy Jeneponto untuk segera menormalkan sistem dan menyalurkan arus listrik.

"Kami telah berkoordinasi dengan manajemen PT Bosowa Energy segera melakukan penormalan pada mesin-mesin penggiling batubara dan mengeluarkan batubara itu dari bunker," katanya.

Kendati demikian, Wasito memperkirakan, proses penormalan tersebut memakan waktu hingga Selasa sore. Pihaknya juga mengimbau kepada warga untuk menggunakan energi listrik dengan bijak utamanya pada saat beban puncak 18.00 WITA-21.00 Wita.

"Perkiraan PLTU Jeneponto dapat beroperasi normal pada Rabu besok. Melihat kondisi ini kami tetap melakukan pemadaman, sebab sistem kelistrikan di Sulsel mengalami defisit sekitar 175 MW. PLN memohon maaf atas ketidaknyamanan ini," katanya.

Berdasarkan pantauan sampai saat ini sejumlah titik di Kota Makassar terlihat gelap gulita karena lampu masih padam.

Pemadam bergilir ini biasanya berlangsung dua sampai tiga jam sehingga aktivitas warga sangat terganggu dan menderita selama hampir sepekan. Sejumlah usaha yang mengandalkan listrik juga merugi selama pemadaman bergilir.

Pewarta : Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024