Makassar (Antara Sulsel) - Wali Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Moh Ramdhan Pomanto bertolak ke Jakarta menemui jajaran Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) di Jakarta untuk membahas seringnya pemadaman listrik di daerah itu.

"Besok ini saya mau ke Bappenas, saya mau bahas ini masalah pemadaman. Tidak benar ini, masa kota dunia sering mati lampu," jelasnya di Balaikota Makassar, Selasa.

Danny Pomanto--sapaan akrab wali kota mengatakan, masalah kelistrikan yang saat ini dimonopoli oleh PT PLN harusnya bisa dimaksimalkan pelayanannya kepada masyarakat dan membuat langkah-langkah antisipasi.

Namun pemdaman yang dilakukan di Makassar dilakukan berulang dalam satu hari sekitar tiga hingga empat kali dianggap sangat mempengaruhi perekonomian dan aktivitas warga.

"Saya ditelepon sama beberapa investor dan ada juga masyarakat yang mengirimi saya pesan. Semuanya mengeluh, katanya kota dunia tapi sering mati lampu. Kata-kata itu mengiris saya dan sangat tidak enak," katanya.

Karena itu, Danny akan ke Jakarta bertemu dengan pihak Bappenas untuk membahas masalah sumber tenaga kelistrikan di Makassar termasuk pembangunan sumber tenaga listrik berbasis sampah.

"Banyaklah yang akan kita bahas dengan orang Bappenas, mulai dari krisis kelistrikan sampai dengan rencana-rencana pengembangan sumber tenaga listrik ini," katanya.

Di negara-negara maju yang banyak dikunjunginya juga sering dibahasnya tentang sumber tenaga kelistrikan tersebut dan semua kota di negara maju tidak pernah mengalami masalah pemadaman listrik seperti di Indonesia khususnya Makassar.

Ia mengaku pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) saat ini sedang dikebut agar persoalan kelistrikan tidak dimonopoli oleh PT PLN.

Danny menyebutkan, di Makassar untuk kebutuhan PLTSa diperlukan lahan seluas 10 hektare (ha) dari kebutuhan lahan yang ada. Sedangkan Pemkot Makassar telah membebaskan lahan seluas 2,5 ha.

"Kita di Makassar itu butuh lahan sekitar 10 hektare dan sekarang sudah dibebaskan 2,5 hektare. Selanjutnya akan dilakukan bertahap lagi," katanya.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024