Jayapura (Antara Sulsel) - Manajemen Pertamina Marketing Operation Regional (MOR) Maluku-Papua menargetkan jumlah konsumsi pertalite di Jayapura, Provinsi Papua, mencapai 50 persen pada tahun 2017.

"Di Jayapura konsumsi pertalite proporsinya sudah di angka 25 persen atau 80.000-100.000 liter/hari. Targetnya tahun ini bisa sampai 50 persen," ucap Manager Fuel Ritel Pertamina MOR VIII Zibali Hisbul Masih, di Jayapura, Minggu.

Ia menjelaskan jumlah konsumsi pertalite selama 2016 sudah melebihi target yang ditetapkan, yaitu sebesar 20 persen dari total pemakaian bbm secara keseluruhan.

Namun diakuinya bila Pertamina sempat menemui hambatan dalam hal distribusi karena ruang penyimpanan BBM nonsubsidi di Wayame, Maluku, masih sangat terbatas.

"Kalau di Jayapura semua SPBU sudah ada pertalite, sekarang tantangannya lebih kepada kesinambungan suplai di TBBM. Di Wayame yang menjadi terminal penyimpanan Maluku-Papua, sudah tambah kapasitas penyimpanan pertalite dan pertamax sebesar 9.000 kl," kata dia.

"Jadi harusnya untuk tahun ini kita bisa lebih banyak lagi karena kapasitas TBBM-nya sudah semakin besar," sambungnya.

Zibali menjelaskan kini pihaknya belum memaksimalkan distribusi pertalite ke kawasan pegunungan Papua karena untuk wilayah tersebut Pertamina lebih fokus untuk untuk mensukseskan program BBM satu harga.

"Pertalite untuk d pegunungan baru di Wamena, kabupaten Jayawijaya, perbulannya baru sekitar 20.000 liter. Kita masih prioritaskan ke perkotaan," katanya.

Menurutnya secara nasional Pertamina berkomitmen untuk terus meningkatkan konsumsi pertalite guna membantu pemerintah mengurangi jumlah subsidi anggaran untuk pemakaian BBM.

"Jadi nanti awal Februari kita akan kerjasama dengan Bank Mandiri, BNI dan BRI, secara nasional akan di'launching' di Jakarta," ujarnya lagi.

Sementara untuk wilayah Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat, Zibali menyebut 90 persen konsumsi BBM masih menggunakan premium, sedangkan 10 persen untuk pertalite dan pertamax. 

Pewarta : Dhias Suwandi
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024