Makassar (Antara Sulsel) - Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Agus Arifin Nu`mang mengatakan, angka pendapatan perkapita masyarakat Sulsel hingga saat ini telah meningkat hingga menembus diangka Rp44,06 juta pada 2016.

"Kami punya data tiga tahun terakhir terkait angka pendapatan perkapita masyarakat Sulsel. Untuk data terakhir telah mencapai Rp44,06 juta," jelas Wagub Sulsel Agus Arifin Nu`mang saat hadir dalam workshop Manajemen Student Conference (IMSCo) di Auditorium Prof Amiruddin Universitas Hasanuddin Makassar, Kamis.

Ia menjelaskan, untuk tingkat pendapatan perkapita masyarakat di provinsi tersebut pada tahun sebelumnya atau 2015 baru mencapai diangka Rp40,1 juta. Artinya ada peningkatan kurang lebih Rp4 juta dibandingkan pendapatan sebelumnya.

Mengenai peningkatan tersebut, tentunya tidak lepas dari kontribusi sejumlah sektor yang memang begitu mendominasi seperti halnya perdagangan dan pertanian.

Untuk itu, kata dia, meski kondisi perekonomian secara global mengalami perlambatan namun untuk provinsi Sulsel justru tetap menunjukan peningkatan yang menggembirakan. Hal itu tentu dikarenakan peran serta dari sektor pertanian dan perdagangan.

Khusus untuk pertanian, kata dia, di Sulsel memang berbeda dengan beberapa daerah lain di Indonesia seperti Sumatera. Sebab di Sulsel itu, pertaniannya digarap sendiri oleh masyarakat dan bukan dikelola oleh perusahaan.

Kondisi itu tentu tidak sama jika masyarakat hanya berstatus sebagai pekerja dari perusahaan yang justru membuat pedapatnya terbatasi.

Hal yang juga fokus menjadi perhatian agar pendapatan tetap konsisten mengalami peningkatan yakni seperti pemerataan.

"Tentu muncul pertanyaan, mengapa Sulsel itu peningkatan pendapatnnya tetap stabil. Kita harus menjaga momentum ini agar tetap terjaga kedepan," ujarnya.

Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 6 Sulampua menyatakan dua sektor yakni perdagangan dan pertanian begitu mendominasi jumlah transaksi Kredit Usaha Rakyat (KUR) di provinsi itu sepanjang 2016.

Kepala Bagian Kemitraan dan Pengembangan Ekonomi Keuangan Daerah OJK Salampua, Muhammad Yusuf, mengatakan dari dua sektor itu saja yakni perdagangan dan pertanian sudah mencapai hingga 86 persen dari total KUR yang terserap hingga akhir Desember 2016.

"Untuk KUR dari sektor perdagangan misalnya yakni mencapai 61,76 persen. Ditambah dari sektor pertanian yang juga masih konsisten sebagai penyumbang terbanyak dengan 24,44 persen," katanya.

Berdasarkan data yang ada maka untuk KUR sektor perdagangan di Sulsel itu terdapat sebanyak 127.788 debitur. Sementara dari sektor pertanian juga menyumbangkan begitu banyak yakni 46.275 debitur hingga akhir 2016.

Mengenai besarnya atau dominannya dua sektor itu sebagai penyumbang terbesar terhadap KUR, dirinya kembali melihat hal itu dikarenakan karena dua sektor itu memang tengah menjadi sektor yang paling memiliki prospek.

Misalnya dari sektor perdagangan, maraknya bisnis kuliner di Makassar dan Sulsel ikut mendorong meningkatkan jumlah KUR. Khusus di Makassar, ini juga tentu tidak bisa dilepaskan dari komitmen Pemkot Makassar yang fokus pada bisnis kuliner.

Pewarta : Abd Kadir
Editor :
Copyright © ANTARA 2024