Makassar (Antara Sulsel) - Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI Arlinda mengatakan pihaknya kini mulai menyasar pasar baru untuk meningkatkan ekspor non migas Indonesia.

"Sekarang kita akan menerapkan strategi baru, dengan mencoba memasuki pasar baru misalnya di kawasan Afrika, di mana ada permintaan akan produk kita di sana, dan kalau kita lihat kawasannya, standarnya tidak terlalu tinggi, masa sih produk kita tidak bisa masuk ke sana," kata Arlinda di Makassar, Jumat.

Selain pasar Afrika, negara lain yang cukup potensial adalah negara-negara pecahan Rusia di Eropa Timur, seperti Belarusia, dan kawasan Timur Tengah seperti Arab Saudi.

"Jeddah (kota di Arab Saudi) misalnya, itu luar biasa potensinya, apa yang ada di Jeddah itu sama dengan apa yang ada di Tanah Abang, kita berharap ekspor Indomie misalnya, kalau bisa langsung dari Indonesia ke sana, tidak perlu lewat negara ketiga," ungkap Arlinda.

Pihaknya, kata dia, juga akan mengubah strategi promosi yang awalnya terpisah-pisah menjadi suatu upaya promosi bersama yang bersinergi.

Selama ini, lanjutnya, promosi dagang masing-masing pemerintah daerah berjalan sendiri-sendiri, sehingga kurang efektif dan efisien.

"Nantinya kita akan meminta masing-masing ITPC (Indonesian Trade Promotion Center) untuk mengidentifikasi pameran besar yang dapat benar-benar menunjukkan `branding` Indonesia," jelasnya.

Kemendag, menurut Arlinda, juga akan mengoptimalkan fungsi Atase Perdagangan dan ITPC yang ditempatkan di berbagai negara.

"Para atase perdagangan ini tidak hanya menjalankan fungsi sebagai agen pemerintahan, tetapi juga sebagai agen bisnis Indonesia yang secara aktif mengindentifikasi dan mencari celah pasar untuk produk-produk Indonesia," ucapnya.

Sebagai informasi, di tahun 2017, Kemendag menargetkan kenaikan ekspor nonmigas hingga 5,6 persen atau senilai 138,7 miliar dolar AS.

Pewarta : Nurhaya J Panga
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024