Makassar (Antara Sulsel)- Para sineas Makassar siap menunjukan kreativitasnya dalam menggarap film berkualitas berjudul "Pamanca" yang dipenuhi adengan aksi yang membahayakan, sehingga diyakini mampu menjadi tontonan menarik bagi para penggemar film di Indonesia.

Produser eksekutif `Pamanca The Movie`, Muhammad Basir di Makassar, Minggu menyatakan film yang rencana digarapnya ini terinspirasi dari budaya dan sejarah sosial masyarakat Sulawesi Selatan yang nyaris dilupakan saat ini yakni Pamanca.

"Kita akan mengambil latar cerita tahun 1800an dengan beberapa latar yang menyentuh perang kerajaan-kerajaan di sejumlah daerah di Sulsel," katanya.

Pamanca dikenal dengan atraksi-atraksi yang cukup ekstrim, seperti kebal dengan senjata tajam hingga perkelahian dengan badik dalam satu sarung (sitobo lalang lipa`).

Namun Pamanca dalam film garapan Rafindo Galesong itu berkisah seorang para prajurit pemberani atau tobarani pada jaman penjajahan Indonesia oleh Belanda, dengan segala keberaniannya menyelesaikan pertarungan dan penyelamatan.

Pria yang akrab disapa Den Raffy itu menjelaskan, adaptasi Pamanca dalam film ini memang mengambil alur cerita ditahun 1800an dengan beberapa latar yang menyentuh perang kerajaan-kerajaan di sejumlah daerah di Sulsel, seperti kerajaan Pangkep, Bone dan lain-lain.

Untuk itu, menurut dia, lokasi pengambilan gambar nanti tentunya akan mengambil atau dilakukan di beberapa kabupaten tersebut.

"Lokasi syuting kita berada di beberapa daerah nanti. Seperti Takalar, Jeneponto, Bone, Maros, Tana Toraja, dan Makassar " ujar putra daerah Galesong, Kabupaten Takalar ini.

Dia juga membeberkan bila film ini bergenre kolosal akan diproduksi dengan menggunakan efek film dan dilengkapi kamera dan pendukung lainnya yang mumpuni seperti film-film kolosal berkelas Lord of The Ring.

Dirinya juga mengakui saat ini, Ia dan beberapa krunya sedang hunting lokasi untuk pembuatan trailler dulu. Dan rencananya pada Maret akan melakukan konfrensi pers bersama kalangan media.

Pihaknya juga optimis bahwa produksi film budaya dan sejarah ini akan diminati, tidak hanya di Sulsel, tapi juga seluruh Indonesia. "Film-film produksi Makassar mengalami tren positif. Dan momen terbaik menggarap film, " ujarnya, sambil menjelaskan bila film ini sudah mulai disiapkannya sejak 10 tahun lalu.

Sementara penulis skenario `Pamanca The Movie`, Barnadi Zakaria menambahkan garapannya nanti adalah film fantasi sejarah seperti lord of the ring, kisah romatis seperti film Habibie-Ainun, Tenggelamnya Kapal Van Der Wick dan action seperti film-film master silat. "Kami didukung oleh kamera yang mumpuni untuk itu, " tambahnya.

Menurutnya film Pamanca ini sebenarnya tak lepas dari latar belakang sejarah di Sulsel, namun pihaknya berupaya untuk menghidari perdebatan panjang soal sejarah.

"Jadi film juga fantasi sejarah. Kami juga nantinya ingin menghindari perdebatan soal sejarah Pamanca, " ujarnya.

Pewarta : Abd Kadir
Editor :
Copyright © ANTARA 2024