Palu (Antara Sulsel) - Kepala Perum Bulog Sulawesi Tengah, Suprianto mengatakan harga beras pada sejumlah sentra produksi hingga kini masih tinggi atau berada di atas harga pembelian ditetapkan pemerintah di daerah itu.

"Harga beras tingkat produsen berkisar Rp8.300-Rp8.500 per kilogram atau selisih Rp1.000-an per kilogram dari harga pembelian pemerintah (HPP) yang berlaku Rp7.300 per kilogram," katanya di Palu, Selasa.

Sulawesi Tengah memiliki sejumlah sentra produksi saat ini sedang berlangsung panen seperti di Ongka, Kabupaten Parigi Moutong dan Kecamatan Palolo di Kabupaten Sigi.

Tetapi, kata dia panen yang sedang berlangsung saat ini belum puncaknya. Puncak panen raya di Sulteng baru akan berlangsung akhir Maret hingga April 2017.

Meski harga beras pada sentra produksi saat ini masih di atas HPP ditetapkan pemerintah pusat Rp7.300 per kilogram  namun Bulog selama kurun dua bulan ini sudah merealisasi pembelian.

Kurun Januari sampai medio Februari 2017 ini, Bulog Sulteng telah menyerap beras petani sekitar 2.600 ton dari target (prognosa) sebanyak 35.000 ton pada musim panen (MP) tahun ini.

Suprianto mengatakan meski harga masih jauh di atas HPP, Bulog tetap berupaya membeli untuk memenuhi prognosa yang  telah ditetapkan.

Prognosa pengadaan beras di Sulteng, kata dia disesuaikan dengan kebutuhan penyaluran. Rata-rata penyaluran beras oleh Bulog di Sulteng setiap bulannya sekitar 3.000 ton.

Pernyaluran terbesar selama ini adalah  rastra (beras untuk keluarga sejahtera) meliputi 13 kabupaten dan kota di provinsi ini.

Kebutuhan rastra selama setahun mencapai sekitar 32.000 ton.

Bulog Sulteng telah bertekad untuk bisa memenuhi kebutuhan tersebut dari hasil produksi petani yang ada di seluruh wilayah provinsi ini.

Karena itu, pada panen raya nanti, Bulog akan maksimalkan kegiatan pengadaan dengan menyisir sentra-sentra produksi yang ada di kabupaten dan kota di Sulteng.

Pewarta : Anas Masa
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024