Masamba, Sulsel (ANTARA Sulsel) - Pasokan minyak tanah di sejumlah pangkalan dan agen minyak tanah di Kabupaten Luwu Utara (Lutra), Sulsel, mengalami kelangkaan menjelang hari raya Idul Fitri 1430 H.

Kelangkaan terjadi akibat banyaknya pedagang di Lutra yang memilih menjual minyak tanah mereka ke daerah-daerah yang telah melaksanakan konversi minyak tanah ke gas elpiji tiga kilogram.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Luwu Utara, Andi Elviana di Masamba, Rabu, mengaku kesulitan menertibkan pedagang yang membawa keluar stok minyak tanah yang telah diberikan kepada mereka.

Walaupun Disperindag Luwu Utara telah melakukan inspeksi mendadak (sidak), minat pedagang untuk menjual minyak tanah mereka keluar dari Lutra sulit untuk diantisipasi.

Selain personel yang kurang, lanjut dia, pedagang memilih menjual stok minyak tanah mereka seperti di Kota Pare-pare dan Makassar diakibatkan harga jual minyak tanah yang mereka peroleh dua kali lipat dari harga yang ditetapkan di Lutra.

"Bayangkan saja harga minyak tanah di luar itu bisa mencapai Rp7.000 per liter, sedangkan di sini harganya hanya Rp3.000 per liternya," keluhnya.

Kondisi ini, ungkap dia, telah menjadi penyebab kelangkaan minyak tanah di Lutra, adapun stok yang ada harga jualnya pun berada di atas harga yang telah ditetapkan.

Dia menilai, tidak meratanya penerapan konversi minyak tanah ke gas elpiji yang telah menyebabkan terjadinya kelangkaan minyak tanah di daerah ini, apalagi kebutuhan masyarakat terus meningkat selama ramadhan hingga menjelang lebaran ini.

"Sebenarnya konversi belum tepat dilaksanakan di Luwu, sebab kayu bakar masih sangat mudah diperoleh masyarakat dan harganya jauh lebih murah jika dibandingkan dengan penggunaan gas elpiji maupun minyak tanah," ucapnya.
(T.PK-HK/F003)


Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2025