Baubau (Antara Sulsel) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dianugerahi gelar La Ode oleh Kesultanan Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Prosesi penganugerahan tersebut ditandai dengan pemasangan pakaian kebesaran Kesultanan Buton kepada menteri yang dilakukan oleh Sultan Buton ke-40, La Ode Izat Manarfa, disaksikan sejumlah tokoh adat kesultanan Buton, Wali Kota Baubau, As Thamrin, Kanwil Kemenag Sultra, Mohamad Ali Irfan, berlangsung di Keraton Buton, Selasa.

Dengan penganugerahan tersebut maka nama menteri mendapat tambahan yakni La Ode Lukman Hakim Saifuddin sekaligus istri menteri juga menjadi Wa Ode Trisna Willy.

Sebelum penganugerahan tersebut, tokoh adat kesultanan Buton menjelaskan secara singkat pemberian atau penganugerahan gelar kesultanan Buton tersebut.

Ode, artinya pujian atau penghargaan terhadap seseorang yang dimuliakan, karena berprilaku baik yang dapat menjadi teladan dalam bermasyarakat, ucapannya dapat dipercaya dan selalu berkata benar, penampilannya dapat menjadi panutan.

La, adalah ungkapan panggilan laki-laki, bila disandingkan dibelakang kata Ode, sebutan lengkapnya La Ode berarti ia seorang laki-laki yang selalu dimuliakan, dihormati dan dihargai oleh masyarakatnya karena kepiawaiannya dapat ditiru.

Dengan gelar tersebut, maka Lukman Hakim sudah menjadi warga kehormatan Buton yang ada di Jakarta dan diharapkan senantiasa mengingat kampung halamannya di Buton.

Lukman Hakim mengaku merasa berat menerima gelar itu karena tanggungjawabnya sangat besar.

"Sejujurnya saya merasa amat sangat kecil dan tidak pantas dapat gelar yang sangat terhormat, takut tidak mampu emban gelar berharga ini," kata Lukman.

Ia mengaku, kalau penghargaan itu adalah seiring jabatan saat ini sebagai Menteri Agama yang selalu dituntut berprilaku seperti makna dari gelar La Ode.

"Gelar itu akan saya sandang selama hayat di kandung badan. Terima kasih kepada semua tokoh adat dan dan masyarakat Buton, semoga keberadaan saya dapat datangkan kemaslahatan bukan hanya orang Buton tetapi kepada semua warga Indonesia.

Pewarta : Suparman
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024