Mamuju (Antara Sulbar) - Ombudsman Provinsi Sulawesi Barat meminta agar sekolah pelaksana Ujian Nasional dan Proses Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dibantu pengadaan komputer.
"Berdasarkan surat edaran Mendikbud Nomor 1 tahun 2017 tentang Pelaksanaan Ujian Nasional terdapat empat poin yang harus dilaksanakan," kata Asisten Ombudsman Sulbar, Sukriadi di Mamuju, Sabtu.
Ia mengatakan, empat point itu antara lain adalah mewajibkan setiap sekolah kecuali sekolah luar biasa (SLB) memiliki komputer lebih dari 20 unit dan satu unit server untuk pelaksanaan UNBK.
Kedua lanjutnya agar bupati/walikota menginstruksikan kepada Kepala Dinas Pendidikan agar menunjuk sekolah tempat pelaksanaan UNBK.
"Bagi sekolah yang belum memiliki fasilitas memadai agar mengikuti UNBK di sekolah rujukan maksimal berjarak lima kilometer, kemudian harus dilakukan penetapan jadwal pelaksaan UN, kemudian terakhir pemerintah agar membantu pemenuhan kelengkapan komputer bagi sekolah pelaksana UNBK," katanya.
Ia mengatakan, Ombudsman RI Perwakilan Sulbar meninjau langsung kesiapan sejumlah sekolah yang akan melaksanakan UNBK 2017 ini, di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di enam Kabupaten di Sulbar.
"Tim Ombudsman RI Perwakilan Sulbar, mendatangi sejumlah sekolah dalam rangka pemantauan kondisi terkini sekolah, menjelang pelaksanaan UNBK, hal dipantai diantaranya sarana dan prasarana yang disiapkan, utamanya peralatan komputer termasuk penyediaan koneksi jaringan internet untuk meminimalisir kendala yang bisa menghambat proses pelaksanaan UNBK," katanya.
Menurut dia, Ombudsman RI Perwakilan Sulbar, melakukan pemantauan ke sejumlah sekolah pelaksana UNBK sebagai bentuk pengawasan unt uk mencek kesiapan, karena ada beberapa sekolah disulbar, melaksanakan UNBK baru ada tahun ini.
"Dipastikan kesiapannya, kami juga ingin melihat sejauh mana peran pihak Dinas Pendidikan Provinsi, dalam memberikan pelayanan kepada sejumlah ketua Panitia UN di masing-masing sekolah," ujarnya.
Ia berharap semua sekolah yang akan melaksanakan UNBK terus melakukan simulasi, agar siswa tidak merasa canggung utamanya pengisian data pribadi ke komputer.
"Berdasarkan surat edaran Mendikbud Nomor 1 tahun 2017 tentang Pelaksanaan Ujian Nasional terdapat empat poin yang harus dilaksanakan," kata Asisten Ombudsman Sulbar, Sukriadi di Mamuju, Sabtu.
Ia mengatakan, empat point itu antara lain adalah mewajibkan setiap sekolah kecuali sekolah luar biasa (SLB) memiliki komputer lebih dari 20 unit dan satu unit server untuk pelaksanaan UNBK.
Kedua lanjutnya agar bupati/walikota menginstruksikan kepada Kepala Dinas Pendidikan agar menunjuk sekolah tempat pelaksanaan UNBK.
"Bagi sekolah yang belum memiliki fasilitas memadai agar mengikuti UNBK di sekolah rujukan maksimal berjarak lima kilometer, kemudian harus dilakukan penetapan jadwal pelaksaan UN, kemudian terakhir pemerintah agar membantu pemenuhan kelengkapan komputer bagi sekolah pelaksana UNBK," katanya.
Ia mengatakan, Ombudsman RI Perwakilan Sulbar meninjau langsung kesiapan sejumlah sekolah yang akan melaksanakan UNBK 2017 ini, di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di enam Kabupaten di Sulbar.
"Tim Ombudsman RI Perwakilan Sulbar, mendatangi sejumlah sekolah dalam rangka pemantauan kondisi terkini sekolah, menjelang pelaksanaan UNBK, hal dipantai diantaranya sarana dan prasarana yang disiapkan, utamanya peralatan komputer termasuk penyediaan koneksi jaringan internet untuk meminimalisir kendala yang bisa menghambat proses pelaksanaan UNBK," katanya.
Menurut dia, Ombudsman RI Perwakilan Sulbar, melakukan pemantauan ke sejumlah sekolah pelaksana UNBK sebagai bentuk pengawasan unt uk mencek kesiapan, karena ada beberapa sekolah disulbar, melaksanakan UNBK baru ada tahun ini.
"Dipastikan kesiapannya, kami juga ingin melihat sejauh mana peran pihak Dinas Pendidikan Provinsi, dalam memberikan pelayanan kepada sejumlah ketua Panitia UN di masing-masing sekolah," ujarnya.
Ia berharap semua sekolah yang akan melaksanakan UNBK terus melakukan simulasi, agar siswa tidak merasa canggung utamanya pengisian data pribadi ke komputer.