Makassar (Antara Sulsel) - Pengurus Pergerakan Difabel Indonesia untuk Kesetaraan (Perdik), menilai rumah Rumah Pintar Pemilu yang diluncurkan KPUD Kota Makassar belum ramah terhadap penyandang difabel.

"Tidak ada kesulitan saat saya berada di sana dan masuk. Tetapi disayangkan akses bagi difabel tidak ada maupun fasilitas braille yang diarahkan kesana," kata pengurus Perdik Sulsel Nur Syarif Ramadhan saat peluncuran di kantor KPUD Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis.

Meski dalam rumah pintar tersbut dengan tata letaknya bervariatif, dan data-data yang ditampilkan, namun belum menyediakan fasilitas khusus bagi penyandang difabel.

Dirinya mengaku merasa sedikit bingung saat berada dalam ruangan karena kesulitan untuk mengetahui informasi terkait pemilu yang kesemuanya dalam bentuk tulisan.

"Buku-buku tentang Pemilu disitu banyak sekali, tetapi semua buku bentuk tulisan dan tidak ada buku khusus teks braille bagi tuna netra, maupun dalam bentuk audio bagi tuna rungu dan tuna daksa. Alangkah bagusnya kalau dilengkapi," ungkapnya.

Pengurus Perdik lainnya, Irawan Danu Amiruddin mengemukakan rumah pintar ini sangat bagus dan baik untuk memberikan pendidika politik bagi masyarakat, hanya saja fasilitas penyandang difabel belum terakomodir.

Selain itu, yang kurang dalam rumah pintar itu tarkait partai politik (Parpol) dan visi dan misinya. Mengingat info itu penting karena kontestan, terlihat hanya bendera partai.

Bahkan pria disapa akrab Danu ini menyebut kendati di dalam ruangan terdapat contoh alat peraga kotak suara tapi tidak ada alat peraga khusus difabel.

"Saya hanya melihat info terkait aturan atau syarat atau regulasi terkait pemilihan. Tapi sangat kurang informasi terkait hak warga negara, misalnya terkait kesetaraan hak, partisipasi pasca election dan lainnya," beber dia.

Bahkan kata Danu, tidak ditemukan informasi terkait visi, misi dan program kandidat, baik saat mencalonkan hingga terpilih. Hal itu penting karena publik akan mengetahui dan bisa mengevaluasinya.

"Kalau saya berpandangan karena pemilu bukan hanya soal teknis dan mekanisme tetapi bagaimana kekuasaan itu bekerja dan dikontrol,"papar dia.

Sebelumnya, Komisioner KPU Sulsel Faisal Amir mengungkapkan, Rumah Pintar Pemilu ditargetkan akan didirikan pada 24 kabupaten kota se-Sulsel. Sarana ini didesain dengan konsep satu pintu yang menjadi pusat pendidikan pemilih maupun calon pemilih.

"Salah satu tujuan sarana ini adalah mendorong perbaikan pengetahuan masyarakat tentang pemilu. Atau bisa dibilang menjadikan semua orang melek pemilu," kata Faisal.

Menurut dia, ada alasan khusus mengapa sarana ini disebut rumah pintar. Sebab orang awam sekalipun, yang masuk ke sana diyakini bakal memiliki cukup pengetahuan soal pemilu.

Selain meresmikan Rumah Pintar Pemilu, KPU Makassar juga meluncurkan aplikasi data pemilih dengan nama Sistem Data Pemilih Online (SIDOEL)

Aplikasi ini sudah bisa mulai diunduh di Play Store bagi ponsel berbasis OS Android. Aplikasi memungkinkan masyarakat mendapatkan hak akses informasi data pribadinya di data base KPU.

Pewarta : Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024