Makassar (Antara Sulsel) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan pada Maret 2017 mencatat angka deflasi 0,18 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 127,84
"Untuk bulan Maret ini terjadi deflasi dan hampir semua daerah itu mengalaminya. Khusus Sulsel itu mencatat angka 0,18 persen," ujar Kepala BPS Sulawesi Selatan Nursam Salam di Makassar, Senin.
Ia mengatakan, dari lima kota IHK di Sulawesi Selatan itu, semua kota mengalami deflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Parepare sebesar 0,45 persen dengan IHK 122,84 dan terendah terjadi di Makassar serta Kabupaten Bulukumba dengan masing-masing 0,16 persen dengan IHK 128,69 dan 132,34.
Adapun yang menjadi faktor terjadinya deflasi di bulan Maret itu karena dipengaruhi oleh dua kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan harga dan ditunjukkan dengan turunnya indeks harga pada beberapa kelompok.
Untuk kelompok bahan makanan penurunannya sebesar 1,49 persen dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan penurunannya sekitar 0,28 persen.
Sedangkan lima kelompok lainnya mengalami inflasi, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,78 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,25 persen; kelompok sandang 0,21 persen, kelompok kesehatan 0,69 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,08 persen.
"Ada dua kelompok yang mengalami deflasi dan lima kelompok lainnya mengalami inflasi. Tetapi, kelompok deflasi lebih mendominasi sehingga secara keseluruhan mencatat angka deflasi," katanya.
Sementara dari 11 kota lainnya di Pulau Sulawesi itu, empat kota mengalami inflasi dan tujuh kota lainnya mengalami deflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Palu sebesar 0,25 persen dengan IHK 129,46 dan inflasi terendah terjadi di Bau-bau sebesar 0,02 persen dengan IHK 129,29.
untuk deflasi tertinggi terjadi di Kota Parepare -0,45 persen dengan IHK 122,84,sedangkan deflasi terendah terjadi di Makassar dan Bulukumba yang masing-masing 0,16 persen.
Sedangkan secara nasional, kata Nursam, dari 82 kota IHK Nasional, 33 kota mengalami inflasi sedangkan 49 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Merauke sebesar 1,24 persen dengan IHK 135,67 dan inflasi terendah terjadi di Banjarmasin dan Tembilahan yang masing-masing 0,01 persen dengan IHK 127,24 dan 131,26.
"Untuk bulan Maret ini terjadi deflasi dan hampir semua daerah itu mengalaminya. Khusus Sulsel itu mencatat angka 0,18 persen," ujar Kepala BPS Sulawesi Selatan Nursam Salam di Makassar, Senin.
Ia mengatakan, dari lima kota IHK di Sulawesi Selatan itu, semua kota mengalami deflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Parepare sebesar 0,45 persen dengan IHK 122,84 dan terendah terjadi di Makassar serta Kabupaten Bulukumba dengan masing-masing 0,16 persen dengan IHK 128,69 dan 132,34.
Adapun yang menjadi faktor terjadinya deflasi di bulan Maret itu karena dipengaruhi oleh dua kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan harga dan ditunjukkan dengan turunnya indeks harga pada beberapa kelompok.
Untuk kelompok bahan makanan penurunannya sebesar 1,49 persen dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan penurunannya sekitar 0,28 persen.
Sedangkan lima kelompok lainnya mengalami inflasi, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,78 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,25 persen; kelompok sandang 0,21 persen, kelompok kesehatan 0,69 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,08 persen.
"Ada dua kelompok yang mengalami deflasi dan lima kelompok lainnya mengalami inflasi. Tetapi, kelompok deflasi lebih mendominasi sehingga secara keseluruhan mencatat angka deflasi," katanya.
Sementara dari 11 kota lainnya di Pulau Sulawesi itu, empat kota mengalami inflasi dan tujuh kota lainnya mengalami deflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Palu sebesar 0,25 persen dengan IHK 129,46 dan inflasi terendah terjadi di Bau-bau sebesar 0,02 persen dengan IHK 129,29.
untuk deflasi tertinggi terjadi di Kota Parepare -0,45 persen dengan IHK 122,84,sedangkan deflasi terendah terjadi di Makassar dan Bulukumba yang masing-masing 0,16 persen.
Sedangkan secara nasional, kata Nursam, dari 82 kota IHK Nasional, 33 kota mengalami inflasi sedangkan 49 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Merauke sebesar 1,24 persen dengan IHK 135,67 dan inflasi terendah terjadi di Banjarmasin dan Tembilahan yang masing-masing 0,01 persen dengan IHK 127,24 dan 131,26.