Gorontalo (Antara Sulsel) - Pemerintah Kota (Pemkot) Gorontalo, Provinsi Gorontalo, mulai merintis daerah itu sebagai "Kota Pusaka" untuk melestarikan budaya lokal.

Wali Kota Gorontalo, Marten Taha, Sabtu, mengatakan pencanangan itu sudah ia paparkan dihadapan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI pada pada 27 April 2017.

"Kami di sana memaparkan berbagai upaya pelestarian budaya lokal dan cagar budaya, hingga pada penggunaan budaya sebagai adat Gorontalo," katanya.

Pengembangan Kota Pusaka akan melibatkan semua unsur, mulai dari pemerintah setempat, unsur adat, agama, budaya dan masyarakat agar mendapatkan kesepakatan yang relevan.

Untuk mewujudkan cita-citanya itu, Marten Taha telah membentuk tim ahli cagar budaya yang nanti akan mengawal pembentukan Kota Pusaka.

"Tidak mudah menjadi tim itu, karena program tersebut sangat erat kaitannya dengan aturan budaya Gorontalo. Hanya mereka yang berkompeten yang bisa bergabung sehingga mengahsilkan keputusan yang baik," katanya.

Penetapan tim tersebut diakui Marten harus mendapat persetujuan dari Kemendikbud, karena tugas dari mereka sangat berhubungan dengan pembentukan Kota Pusaka.

Hal ini dijelaskan Marten sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah dalam melestarikan budaya Gorontalo, dari yang kecil hingga yang sudah dikenal masyarakat luas.

"Saya akan terus memperjuangakan Kota Gorontalo menjadi kota pusaka karena daerah ini memiliki banyak kebudayaan yang harus dilestarikan," tutupnya.

Pewarta : Susanti Sako
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024