Makassar (Antara Su;se;) - Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Muktiono pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-109 berharap seluruh lapisan masyarakat khususnya pemuda bisa mengukir makna kebangkitan nasional dengan mewujudkan Indonesia yang bekerja nyata, mandiri dan berkarakter.

"Dengan tema ini kita ingin menunjukkan tantangan apapun yang kita hadapi saat ini harus kita jawab dengan memfokuskan diri pada kerja nyata secara mandiri dan berkarakter," ujar Muktiono di hadapan seluruh bawahannya di Mapolda Sulsel, Sabtu.

Ia mengatakan, di era millenial seperti sekarang ini, bukan saatnya lagi mengedepankan hal-hal sekadar pengembangan wacana yang sifatnya seremonial dan tidak Produktif.

Tapi, kata dia, saatnya para pemuda yang menjadi generasi penerus bangsa bisa bekerja nyata dan mandiri dengan cara-cara baru yang penuh inisiatif bukan hanya mempertahankan dan membenarkan cara-cara lama sebagaimana yang telah dipraktikkan selama ini.

"Saya mengajak semuanya, tantangan yang kita hadapi saat ini yaitu tantangan global dan harus kita bangkit mengikuti persaingan global, dengan kemandirian kita secara inspiratif, karakter kemandirian bangsa. Kita harus membiasakan yang benar dan bukan membenarkan yang biasa," lanjutnya.

Harapan Kapolda Sulsel Semoga peringatan hari kebangkitan nasional ini juga memperbarui semangat Trisakti: Berdaulat dalam Politik, Berdikari dalam Ekonomi, dan Berkepribadian dalam Kebudayaan.

Selain itu, dalam peringatan ini juga, ia menyampaikan sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, salah satu inspirasi yang bisa kita serap dari berdirinya Boedi Oetomo sebagai sebuah Organisasi Modern pada tahun 1908 adalah munculnya sumber daya manusia Indonesia yang terdidik.

Memiliki jiwa nasionalisme kebangsaan, dan memiliki cita-cita mulia untuk melepaskan diri dari penjajahan. Dengan tampilnya sumber daya manusia yang unggul inilah semangat kebangkitan nasional dimulai.

Dalam sambutannya, Kapolda Sulsel mengingatkan masa Perjuangan Boedi Oetomo yang dipimpin oleh Dokter Wahidin Soedirohoesodo dan Dokter Soetomo tersebut kemudian dilanjutkan oleh kaum muda pada tahun 1928 yang kemudian melahirkan Soempah Pemoeda.

"Dan melalui perjuangan yang tidak kenal lelah akhirnya kita dapat Memproklamirkan Kemerdekaan pada tanggal 17 agustus 1945," jelasnya.

Oleh karenanya kewajiban seluruh Rakyat Indonesia, untuk berkomitmen menjaga keutuhan NKRI, dari berbagai ancaman memecah belah bangsa.



(T.KR-MH/B/H005/H005) 20-05-2017 21:46:47

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024