Ternate (Antara Sulsel) - Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappemlitbangda) Kota Ternate, Maluku Utara (Malut), menyatakan, kerjasama segitiga emas dapat mengendalikan inflasi.      

"Segi tiga emas ini salah satu tujuan adalah bagaimana mengendalikan tingkat inflasi dan memotong mata rantai distribusi barang dan jasa," kata Kepala Bappemlitbangda Kota Ternate, Said Assagaf di Ternate, Selasa.

Oleh karena itu, mulai dari sector perikanan, pariwisata, pertanian, dan dan perhubungan merupakan sektor strategi menjadi target segi tiga emas dan penguatan infastruktur disepakati bangun terminal mini dan pelabuhan mini di pintu masuk, merupakan langkah mendesak tahun pertama peta jalan menuju segi tiga emas.

Dia mengatakan, salah satu penyebab terjadi inflasi karena tidak keseimbangan antara kebutuhan dan persediaan karena ada sejumlah komoditas kebutuhan pokok yang diimpor dari daerah luar, dari Manado, Makassar dan Surabaya.

"Ini yang penyebab angka kemahalan kebutuhan pokok," jelasnya.

Said mengungkapkan, saatnya nanti dengan adanya komiditas yang disediakan Tidore dan Jailolo seperti sayur-mayur, jagung, bawang maupun cabe  agar bisa menekan laju inflasi sehingga kita harapkan tingkat inflasi Kota Ternate pada tahapan pengendalian yang normal.

Menurut dia, koordinasi segi tiga emas antara Halmahera Barat, Kota Tidore Kepulauan dan Kota Ternate terus dilakukan untuk memperoleh substansi masukan dari tiga daerah untuk mengkongkritkan rencana pengukuran road map menuju kebijakan segi tiga emas.

"Dengan empat sector stategis yang disebutkan tadi itu menjadi target segi tiga emas, karena sektor tersebut telah dikedepankan dan sudah disepakati dengan kebijakan mendesak tahun pertama peta jalan menuju segi tiga emas dan itu dalam rangka percepatan pelaksanaan segi tiga emas ini,¿ ungkapnya.

Bahkan, implementasi segi tiga emas bila sudah berjalan diharapkan bisa mengendalikan laju inflasi Kota Ternate dan memotong mata rantai distribusi barang dan jasa.

"Sebab panjang distribusi itu dampak pada harga kebutuhan pokok dan angka kemahalan kebutuhan pokok tersebut," ujarnya. 

Pewarta : Abdul Fatah
Editor :
Copyright © ANTARA 2024