Makassar (Antara Sulsel) - Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto menyebut model kota pintar atau "smart city" yang dijalankan di Makassar berbeda dengan kota lainnya di Indonesia.

"Smart city yang kita jalankan itu berbeda dengan smart city di kota lainnya. Kita punya peradaban dan kearifan lokal sendiri dan jika disandingkan itu akan berbeda dengan kota lainnya," ucapnya di Makassar, Sabtu.

Perbedaan smart city yang dijalankan di Makassar dengan kota lainnya karena di Makassar berhasil mengangkat kembali budaya "Sombere" atau keramahan dan menggunakannya pada programnya.

Danny mengaku jika jika kota Makassar memiliki model "smart city" yang sedikit berbeda. Karena menurut pandangannya, jika hanya sebuah smart city tidak cukup membuat daerahnya bisa unggul.

"Smart city" adalah hardware yang membuat semua daerah sama. Akan tetapi di Makassar, juga membutuhkan heartware yang akan menjadi pembeda sehingga muncullah istilah "sombere and smart city".

Ia juga menambahkan bahwa Sombere and Smart City akan berkelanjutan dengan cara mengawali kebiasaan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Smart city adalah kota cerdas didasari pada konsep teknologi berbasis internet.

Pada kegiatan "Indonesia Smart City Summit 2017" sekaligus pencanangan gerakan menuju 100 "smart city" itu, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) menggelarnya di Makassar pada Senin, (22/5).

Wali kota sendiri memberikan apresiasi kepada Kemenkominfo karena keputusannya memilih Makassar sebagai tempat pelaksanaan dan pencanangan yang dinilai sangat tepat. Apalagi secara posisi Makassar terletak di tengah-tengah Indonesia.

"Makassar adalah kota yang jika kita analogikan sebagai tubuh manusia, maka dia adalah pusatnya Indonesia. Kalaupun salah, paling tidak sedikit berada di bawah sedikit," katanya.

Ia menyebut, ada dua ciri perubahan nyata di bumi ini yakni perubahan iklim dan perubahan kecepatan. Perubahan iklim adalah hal nyata yang terjadi terus menerus sehingga sangat berbahaya jika orang-orang yang menempatinya tidak tanggap terhadap perubahan tersebut.

Sedangkan ciri perubahan kedua adalah kecepatan, kata Danny setiap orang berlomba berlomba melawan masalah. Masalah datang begitu cepat seiring dengan era informasi.

"Kadang-kadang masalah lebih cepat dari solusinya sehingga pemerintah daerah terus berpikir bagaimana menemukan solusi yang tepat, sehingga ditemukan bahwa tidak ada lain untuk mengungguli kecepatan itu adalah `smart city`," katanya.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024