Mamuju (Antara Sulbar) - Laju pertumbuhan penduduk berdasarkan data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Provinsi Sulawesi Barat sekitar 2,68 persen dinilai tinggi sehingga perlu ditekan.

"Laju pertumbuhan penduduk Sulbar masih sangat tinggi yaitu pada angka 2,68 atau tertinggi kedua di Indonesia, angka itu cukup tinggi, sehingga perlu ditekan," kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Barat Andi Rita Mariani di Mamuju, Kamis.

Ia mengatakan, laju pertumbuhan penduduk di Sulbar masing-masing Kabupaten yaitu Mamuju Tengah di angka 3,91 persen, Kabupaten Majene di angka 1,97 persen.

Sementara Kabupaten Polman yaitu 1,44 persen Kabupaten Mamasa sebanyak 1,81 persen dan Kabupaten Mamuju Utara yang tertinggi yaitu 5,94 persen.

Oleh karena itu ia mengatakan, pemerintah mesti menekan angka pertumbuhan penduduk dengan melakukan pengendalian Total Fertility Rate (TFR) atau angka kelahiran total.

Sulbar masih harus memerlukan kerja keras untuk meningkatkan penggunaan alat kontrasepsi untuk menekan angka tersebut dan setiap Kabupaten harus terus mencanangkan program KB, dan TFR Sulbar berada di angka 3.6," katanya.

Menurut dia, pemerintah melakukan strategi persamaan program kependudukan keluarga berencana dan pembangunan keluarga tahun 2017 ke seluruh kabupaten yang masih rendah penggunaan alat kontrasepsinya,

Ia mengatakan, sebanyak 212 personil penyuluh KB yang selama ini berada di bawah naungan Pemerintah daerah akan diserahkan ke BKKBN pusat dan akan dimaksimalkan melaksanakan tugasnya.

Para penyuluh KB di Sulbar terdiri 42 orang penyuluh KB di Kabupaten Mamuju, 41 orang penyuluh KB dari Kabupaten Majene, 20 di Kabupaten Polman, 16 penyuluh KB dari Kabupaten Mamuju Tengah, 41 penyuluh dari Kabupaten Mamuju Utara, dan 50 penyluh KB dari Kabupaten Mamasa.

Pewarta : M Faisal Hanapi
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024