Makassar (Antara Sulsel) - Wakil Presiden HM Jusuf Kalla meresmikan aplikasi elektronik Panrita Center dan gedung guru yang dinamai "Jusuf Kalla", di kantor Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan.

"Saya mengapresiasi aplikasi e-Panrita Center, dan bagi saya suatu kehormatan Jusuf Kalla digunakan sebagai nama ruang guru di sini. Diharapkan ini menjadi contoh yang baik," kata Wapres, Jumat.

Menurutnya, nama Panrita adalah orang yang dianggap pintar dan ahli. Panrita dalam istilah Bugis Makassar merupakan gelar tertinggi, karena mempunyai keahlian bukan hanya pendidikan saja tapi pada bidang lainnya.

Selain itu, dirinya berharap aplikasi e-Panrita Center dapat dijadikan potensi peningkatan tenaga pengajar dan bukan hanya dijadikan instrumen, tetapi bagaimana mengawasi perilaku guru menjalankan sistemnya dengan baik.

"Tentu dengan aplikasi ini bisa mengawasi guru-guru agar sistemnya jalan, silabus dan kurikulum jalan dan murid akan berperilaku yang baik," katanya.

Kendati demikian, lanjutnya, apa yang membedakan pendidikan di daerah Jawa dan luar Jawa adalah kultur belajar dan orang tuanya. Bahkan saat ini ada kasta antara sekolah swasta dan negeri.

"Sekarang mulai terbalik di sekolah swasta sekarang ini ditunjang dengan fasilitas dan guru sementara di sekolah negeri tidak terlalu banyak perubahan. Ini yang harus ditingkatkan dengan menambah kesejahteraan guru," kata Wapres.

Dengan penambahan alokasi anggaran maksimum untuk peningkatan pendidikan sebesar 20 persen dari alokasi APBN 2016 sebesar Rp2,1 triliun lebih atau sekitar Rp400 miliar lebih bagi pendidikan tentu menjadi dinamis.

Hal ini tentunya sejalan dengan minat orang untuk menjadi guru, melihat kesejahteraan guru hingga tunjangan lainnya melebihi dari pegawai negeri sipil (PNS) lainnya. Pemerataan pendidikan harus terus ditingkatkan tanpa melihat daerahnya.

"Sekarang sistem pelajaran lebih inovatif. Dulu, guru tidak bisa dibantah, tapi sekarang justru murid berdiskusi dengan gurunya. Guru harus lebih siap dan cerdas agar bisa menjawab pertanyaan muridnya. Dulu bisa diberikan hukuman fisik, sekarang siap dipanggil polisi, semuanya berubah," ulas pria disapa akrab JK.

Sementara Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo dalam sambutannya menngharapkan, dengan pengalihan ke pemerintah provinsi, pengelolaan SMA dan SMK/sederajat dapat lebih maju dari sebelumnya.

Diketahui sebanyak 1.100 SMK dan SMK sederajat dengan jumlah tenaga guru PNS sebanyak 16 ribu belum termasuk tenaga honorer, kata dia, dengan adanya aplikasi tersebut dapat mengawasi kinerja para tenaga pengajar tersebut.

"Kita ingin lebih baik lagi bila dikelola provinsi, teknologi aplikasi ini mungkin baru pertama kali di Indonesia, karena bisa terdeteksi 150 meter dari sekolah, hingga membuka silabus, tidak masuk kantor, termasuk kepala sekolahnya bisa diawasi," jelas Syahrul.

Selain e-Panrita Center dan gedung guru, taman bermain anak di kompleks Dinas Pendidikan Sulsel juga dikunjungi JK bersama istrinya, Mufidah Kalla..

Pewarta : Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024