Ambon (Antara Sulsel) - Para nelayan tradisional diimbau mewaspadai gelombang tinggi mencapai 2,5 meter duiperkirakan terjadi di Laut Arafura, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku beberapa hari ke depan.

"Gelombang setinggi 2,5 meter berbahaya bagi nelayan yang hendak menangkap ikan dengan armada tradisional," kata Kepala BMKG Stasiun Pattimura Ambon George Mahubessy, di Ambon, Minggu.

Laut Arafura merupakan "surga" penangkapan aneka jenis ikan bernilai ekonomis yang diburu para nelayan.

Apalagi, Laut Arafura secara geografis berdekatan dengan Australia.

Karena itu, para nelayan yang hendak menangkap ikan jangan memaksakan diri melaut hanya dengan mengandalkan armada tradisional.

"Armada tradisional tersebut tidak kuat menahan gempuran ombak 2,5 meter, sehingga lebih baik mengantisipasi kemungkinan terjadi musibah laut," ujar George.        

Imbauan tersebut telah diteruskan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku maupun sembilan kabupaten dan dua kota di daerah ini.

Kepada para bupati maupun wali kota se-Maluku diminta untuk mengingatkan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) teknis agar memperhatikan peringatan dini dari BMKG.

Para pengguna jasa transportasi juga hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan kapal laut akibat faktor cuaca, karena pertimbangan memprioritaskan keselamatan.

"Jadi, dalam kondisi cuaca ekstrem, sehingga Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Ambon berwenang tidak memberikan izin berlayar, bahkan sekiranya dipandang perlu aktivitas pelayaran untuk sementara ditutup sambil menunggu laporan perkembangan cuaca terbaru," kata George lagi.

Pewarta : Alex Sariwating
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024