Mamuju (Antara Mamuju) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, mengajak nelayan yang ada di daerah tu untuk tetap menjaga kawasan mangrove atau hutan bakau sebagai upaya meningkatkan hasil tangkap ikan.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Mamuju Lukman Sanusi, Selasa menyatakan, hutan bakau merupakan salah satu sarang ikan sehingga jika kawasan tersebut rusak, maka akan berdampak pada produksi ikan di daerah itu.

"Kami selalu mengimbau para nelayan yang ada di Kabupaten Mamuju agar tetap menjaga mal ikan atau rumah-rumah ikan, salah satunya adalah kawasan hutan bakau. Jika kawasan itu rusak, tentu juga akan berdampak pada hasil produksi mereka," kata Lukman Sanusi.

Selain hutan bakau, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Mamuju mengingatkan nelayan bahwa terumbu karang juga menjadi salah satu sarang ikan yang berpotensi meningkatkan produksi nelayan.

Dalam upaya meningkatkan produksi perikanan tangkap di Kabupaten Mamuju, Dinas Kelautan dan Perikanan setempat juga memberikan pemahaman kepada nelayan tata cara membuat rumpun agar dapat menjadi sarang ikan.

"Selain berupaya mencegah penebangan bakau, kami juga mengajak para nelayan agar tetap mempertahankan terumbu karang karena kawasan itu juga menjadi mal atau sarang-sarang ikan. Kami juga terus melakukan pertemuan dengan masyarakat pesisir untuk tetap menjaga ekosisitem di perairan agar tidak rusak," tuturnya.

"Selain meningkatkan produksi tangkap nelayan, upaya mempertahankan kawasan bakau dan terumbu karang juga sebagai salah satu upaya kami dan pemerintah daerah dalam menjaga ekosistem laut. Jadi, kami senantiasa mengingatkan nelayan agar tidak menggunakan alat tangkap yang berbahaya, seperti bom ikan dan jaring yang dilarang," kata Lukman Sanusi.

Tidak hanya pada proses penangkapan kata Lukman Sanusi, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Mamuju jugas mengingatkan nelayan untuk tidak menggunakan bahan berbahaya pada hasil tangkapannya.

Pihaknya telah bekerjasama dengan BPOM agar memeriksa seluruh ikan yang ada di pasar dan sejauh ini belum ada laporan yang menggunakan formalin dan bahan berbahaya lainnya untuk mengawetkan hasil tangkapan nelayan.

"Jadi, kami senantiasa mengingatkan para nelayan bagaimana meningkatkan hasil tangkapan tanpa merusak lingkungan serta tidak menggunakan bahan berbahaya pada ikan yang akan dijual," kata Lukman Sanusi.

Pewarta : Amirullah
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024