Makassar (Antara Sulsel) - Sejumlah warga mengeluhkan layanan internet gratis atau wireless (wifi) Pemerintah Kota Makassar yang kini berubah menjadi privat setelah dikunci dengan menggunakan kata sandi atau password.

"Saya tidak sering ke pemkot tapi beberapa kali ke balaikota karena ada urusan. Awalnya wifinya gratis, tapi kemudian terkunci dan meminta password," ujar Rahman yang ditemui di Balaikota Makassar, Senin.

Dia mengatakan, internet atau wifi gratis yang dipasang Diskominfo pada 20 titik di kota ini belum berjalan maksimal dan bahkan ada titik tertentu tidak bisa mengakses internet.

Meskipun demikian, Rahman sadar jika program layanan gratis dari pemerintah ini memang tidak akan sama dengan layanan internet berbayar karena banyaknya warga yang mengakses

"Katanya `smart city` akan memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat, tapi program wifi gratis ini tidak sesuai harapan, jaringannya lambat," katanya.

Hal serupa disampaikan Saldi yang mengaku jika layanan internet gratis sama sekali tidak bisa digunakan dan hanya menghabiskan anggaran pemerintah karena pengadaannya tidak maksimal.

"Kan pemerintah bilangnya layanan prima, tapi ini kok lambat sekali internetnya. Jika dibandingkan yang berbayar pasti lebih baik yang berbayar, tapi itulah yang namanya gratis memang begitu," katanya.

Sebelumnya, Diskominfo Kota Makassar telah memasang 20 titik hotspot wireless (Wifi) secara gratis di tempat-tempat umum maupun keramaian lainnya.

Ismail mengatakan, pemasangan titik hotspot internet itu demi memberikan kenyamanan dalam mengakses informasi Pemkot Makassar maupun informasi lainnya.

"Niat kita berikan kenyamanan ke warga Makassar, dalam mengakses informasi sehingga, Diskominfo pasang 20 titik WiFi gratis di sejumlah lokasi fasum dan fasos," katanya.

Pejabat yang baru saja dilantik belum lama ini menjelaskan, beberapa titik kumpul masyarakat yang dipasang WiFi gratis di antaranya di lokasi olahraga seperti lapangan Karebosi, anjungan Pantai Losari dan juga taman-taman di Makassar.

Wifi gratis seharusnya sudah bisa dinikmati masyarakat sejak tahun lalu karena memang sudah diprogamkan. Hanya saja, dirinya mengakui adanya keterbatasan dana dalam penganggarannya.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024