Makassar (Antara Sulsel) - PT Pertamina Region VII Sulawesi menjamin Depot Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) dan Depot Filling Plant LPG mempunyai `Safety` berstandar internasional, menyusul adanya unjukrasa warga sekitar yang merasa khawatir.

"Kami menjamin keamanan Depot, semua operasi kita ada panduan `safety` dan segala bentuk antisipasinya," kata Manager Communication dan Relations Sulawesi Pertamina MOR VII Sulawesi, Hermansyah Y Nasroen di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis.

Menanggapi aksi ratusan warga mengatasnamakan Forum Masyarakat Ujungtanah di depan gerbang TBBM Makassar jalan Satando, pasca amruknya tangki bola berisi LPG pada Senin, 21 Agustus 2017, kata dia, memang hal wajar, namun pihaknya tetap berusaha mencari jalan keluar.

"Memang ada kekhawatiran dari masyarakat kemungkinan ada bahaya dari tangki yang rusak kemarin, tapi tentunya kami evaluasi serta memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang keamanan di TBBM," ulas dia.

Selain itu, bagi masyarakat yang berdampingan dengan operasi pertamina, pihaknya selalu memberikan pemahaman bahwa semua tata kerja peralatan, dan perlengkapan kerja sudah memenuhi standar.

"Kita sudah punya rencana tindakan apabila terjadi sesuatu. Masyarakat tidak perlu khawatir, di TBBM ini semua sudah diantisipasi sedetail mungkin," katanya. .

Herman menjelaskan salah satu tangki LPG dengan kapasitas 250 metrik ton memang mengalami kerusakan pada bagian dua penyangga besinya dari total penyangga tangki sebanyak enam buah. Meski demikian semua bisa dikendalikan.

"Tangki memang sedang berisi, tapi tidak ada kebocoran atau dikatakan kelebihan kapasitas seperti yang beredar, karena tangki sudah didesain khusus. isinya pun hanya 250 matrik ton tidak bisa lebih," ungkapnya.

Kendati demikian, dari peristiwa itu penyebab utamanya masih dalam investigasi dari kementerian terkait untuk didalami. Bahkan pada kasus ini baru pertama kali terjadi, memang sebelumnya pada 2009 ada insiden human error atau kesalahan manusia.

Sedangkan untuk tuntutan warga meminta agar TBBM Makassar direlokasi atau dipindahkan ke tempat lebih aman jauh dari pemukiman warga, kata dia, akan disampaikan ke pimpinan karena itu bukan kapasitasnya.

Dirinya menjelaskan, Depot LPG di TBBM Makassar mencover sejumlah provinsi di Sulawesi, yakni Sulsel, Sulbar, Sulteng dan membantu Sultra serta Gorongtalo. Pemindahan TBBM, sebutnya tidak mudah seperti memindahkan mobil, perlu perencanaan dengan anggaran tidak sedikit.

Untuk jumlah LPG di TBBM Makassar, total dari empat tangki sebanyak 2.500 metrik ton, dua tangki berisi 250 metrik ton, satu 500 metrik ton dan satu lainnya 1.000 matrik ton. Untuk distibusi setiap harinya mencapai 800 mentrik ton.

"Dua tangki berisi 250 metrik ton sedang kami pindahkan ke tangki milik bosowa dengan kapasitas 10 ribu metrik ton, sedang untuk perbaikan tangki yang rusak masih dirapatkan, sambil menunggu hasil investigasi dari tim," ujarnya.

Herman menambahkan, untuk stok LPG dijamin aman begitupun distribusinya, mengingat jumlah stok diperkirakan masih sampai pada saat lebaran Idul Adha nanti.

"Masyarakat tidak perlu khawatir dengan LPG. Meski ada kecelakaan tapi kami jamin distribusi LPG kepada masyarakat tetap terpenuhi hingga lebaran," tambahnya.

Sebelumnya, ratusan warga mengatasnamakan Forum Masyarakat Ujungtanah mengelar demonstrasi di depan TBBM Pertamina Makassar, buntut dari anjloknya satu tangki LPG dengan kapasitas 250 matrik ton pada Senin (21/8). Masyrakat juga meminta TBBM Pertamina di relokasi ke tempat lebih aman karena merasa khawatir akan terjadi hal serupa atau insiden lainnya berimbas pada rumah warga setempat. 

Pewarta : Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024