Makassar (Antara Sulsel) - Realisasi penyerapan beras petani secara nasional hingga Agustus 2017 telah mencapai 1,7 juta ton, bila dipresentasekan penyerapan beras paling banyak dari Sulawesi Selatan dan tertinggi secara nasional.

"Untuk pencapaian target pengadaan beras hingga akhir Agustus, Sulsel masih tertinggi nasional. Hal itu disebabkan serapan beras Sulsel jauh lebih baik dibandingkan daerah produsen beras di daerah Pulau Jawa," kata Kepala Divisi Perum Bulog Sulselbar, Dindin Syamsuddin di Makassar, Selasa.

Pihaknya menyebutkan, bila dipersentasekan, penyerapan beras di Sulsel mencapai 58,7 persen tertinggi nasional disusul Jawa Timur 56,27 persen, Sulawesi Tengah 53,99 persen dan Jawa Barat sebesar 52,53 persen. Serapan ini berada di atas rata-rata nasional sebesar 46,2 persen.

Berdasarkan data Bulog, serapan beras di Sulsel kata dia, telah menembus sebanyak 245.658 ton dari total target 418.525 ton. Pihaknya optimis serapan beras di Sulsel akan menjadi lebih baik pada September 2017 karena memasuki puncak musim panen.

Penyerapan beras petani kepada Bulog diprediksi menembus kurang lebih 60 persen pada masa panen September. Meski demikian, bila dirujuk pada angka kumulatif, serapan beras terbesar sebenarnya dipegang Jawa Timur dengan merealisasikan 509.946 ton dari target total 906.239 ton.

Kendati persentase serapan beras di Jatim tinggi, kata dia, belum sebaik Sulsel. Sebab dibawah Jatim, masih ada daerah yang menyerap beras dalam jumlah besar seperti di Jawa Barat sebesar 321.163 ton dari target 611.365 ton, kemudian Jawa Tengah sebesar 313.430 ton dari target 602.275 ton.

Saat ditanya bagaimana dengan stok beras di Divre Bulog wilayah Sulawesi Selatan dan Bara, kata Didin, saat ini sudah mencapai 147 ribu ton, dengan tersebar di 11 sub Divre dua provinsi.

Untuk penyimpanan beras terbanyak berada di Sub-Divre Kota Pare-pare mencapai 37 ribu ton dengan ketahanan pangan hingga 170 bulan. Kemudian Sub-Divre Sidrap dengan stok beras 23 ribu ton untuk ketahanan pangan 68 bulan. Sedangkan terendah di Sub-Divre Mamuju, Sulawesi Barat, dengan stok beras 1,5 ton untuk ketahanan pangan selama enam bulan.

Ketahanan pangan kita di Sulselbar masih aman sampai dua tahun mendatang. Stok 147 ribu ton ini tidak akan habis dikonsumsi. "Sehingga dengan melimpahnya beras, kita distribusi ke provinsi lain yang membutuhkan seperti Jakarta, Batam, Ambon, dan Papua," kata dia.

Pewarta : Darwin Fatir
Editor :
Copyright © ANTARA 2024