Mamuju (Antara Sulbar) - Kebupaten Mamuju, Sulawesi Barat, mengalami surplus beras sejak 2007, dan pada 2016 surplus tersebut mencapai 30 ribu ton.

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan Kabupaten Mamuju Mulyadi di Mamuju, Senin, menyatakan, produksi beras di daerah itu pada 2016 mencapai 90 ribu ton.

"Tahun lalu, produksi padi atau gabah mencapai 163 ribu dan jika dikonversi menjadi beras jumlahnya sekitar 90 ribu ton. Sementara, tingkat konsumsi beras masyarakat hanya sekitar 50 ribu ton sehingga ada kelebihan sekitar 30 ribu ton," kata Mulyadi.

"Pada tahun ini, produksi gabah tidak jauh berbeda dengan tahun lalu sehingga kami optimistis, juga akan terjadi surplus beras hingga akhir 2017. Kami memang sudah mengalami surplus sejak 2007," terangnya.

Luas areal persawahan di Kabupaten Mamuju kata Mulyadi sekitar 16.350 hektare dengan masa tanam dua kali setahun.

"Luas areal persawahan di Kabupaten Mamuju sekitar 16.350 hektare dengan masa tanam dua kali dalam satu tahun dan dalam satu hektare produksi padi rata-rata 5 ton sehingga produksi padi pada musim tanam 2016-2017 diperkirakan berkisar 150 ribu ton," jelas Mulyadi.

Surplus beras di Kabupaten Mamuju tersebut lanjut Mulyadi, dikirim ke berbagai kabuipaten di Provinsi Sulbar, termasuk ke wilayah Pulau Kalimantan.

"Karena pedagang lokal tidak bisa mengakomodir seluruh produksi beras petani, sehingga banyak pedagang dari Kabupaten Majene dan Polewali Mandar yang datang untuk membeli gabah petani di Kabupaten Mamuju. Kelebihan beras itu juga banyak dijual ke wilayah Provinsi Kaltim," tuturnya.

"Umumnya, para pedagang dari luar banyak membeli hasil produksi pertanian dalam bentuk gabah kemudian diolah dan ada yang kemudian dijual kembali ke Kabupaten Mamuju dalam bentuk beras," ujar Mulyadi.

Pewarta : Amirullah
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024