Sengkang (Antara Sulsel) - Dua pelajar SMAN 7 Wajo, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, terpilih mengikuti World Heritage Camp Indonesia (WHCI) yang digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan dipelopori UNESCO (organisasi di bawah naungan PBB yang bergerak dalam bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaaan).

Salah seorang peserta, Fandem Saputra, di Wajo, Jumat, mengaku bangga bisa mengikuti kegiatan berskala nasional tersebut.

"Tentu merasa bangga dan bersyukur bisa ikut dalam kegiatan WHCI ini, khususnya dalam pelestarian warisan budaya lokal," kata siswa kelas XII SMAN 7 Wajo ini.

Selain Fandem,  siswa SMAN 7 Wajo yang terpilih Muh Setyawan Wirapaja,  akan mengikuti workshop pelestarian kebudayaan dan kunjungan warisan budaya Indonesia di tiga lokasi, yakni Yogyakarta, Solo, dan Semarang, pada 10-17 September 2017.

Sebelumnya, Fandem dan Setyawan mengikuti lomba menulis tentang warisan budaya lokal yang diadakan WHCI. Selanjutnya, tulisan peserta dari berbagai Indonesia itu kemudian diseleksi menjadi 40 peserta.

"Saat itu, saya mengangkat tema Rumah Adat Atakkae sebagai warisan budaya yang harus dilestarikan. Selain saya dan Setyawan, satu peserta lainnya yang mewakili Sulawesi Selatan yakni dari Kabupaten Bulukumba," jelas Fandem.

Camat Tempe Andi Baso Iqbal memberi apresiasi terhadap prestasi yang ditorehkan kedua siswa SMAN 7 Wajo itu. Menurutnya, kegiatan tersebut sangat bermanfaat apalagi sejalan dengan program Pemerintah Daerah untuk mendukung penuh pemuda dalam pengembangan diri.

"Apalagi ini tentang budaya yang menjadi karakter setiap daerah. Daerah tanpa budaya adalah hambar," kata Baso Iqbal, saat melepas dua duta Wajo tersebut di Kantor Kecamatan Tempe.

Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 7 Wajo, Amri, menilai prestasi tersebut menjadi kesempatan emas bagi SMAN 7 Wajo untuk mempertegas predikat sekolah unggulan di kabupaten tersebut.

"Kami dari pihak sekolah tentunya sangat mengapresiasi setiap siswa yang berprestasi. Namun dukungan dalam hal finansial masih sangat terbatas dikarenakan dana BOS belum cair dan pembayaran komite juga telah dihapuskan. Sumbangsih yang bisa kami berikan hanya sekadarnya saja dan itu adalah wujud perhatian kami sebagai pihak sekolah," ujar Amri.  

Pewarta :
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024