Makassar (Antara Sulsel) - Pembangunan "elevated road" atau jalan layang Maros-Bone seksi dua dan tiga diusulkan akan melalui terowongan untuk meminimalisir dampak lingkungan proyek ini.

"Ini sedang dalam proses pembicaraan teknis yang sangat serius untuk merubah desain, dan memang permintaan kami agar menggunakan pendekatan teknologi dengan membuat terowongan sehingga tidak terlalu mengganggu lingkungan," jelas Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo di sela peninjauan pembangunan "elevated road" Maros-Bone di Kabupaten Maros, Kamis.

Syahrul mengatakan apa bila melalui terowongan, pengaruh pembangunan jalan layang terhadap ekosistem di sekitarnya akan lebih kecil.

"Apa lagi areal di sekitar lokasi pembangunan jalan layang tersebut merupakan areal hutan lindung," katanya.

Pendekatan yang lebih banyak mempertimbangkan faktor lingkungan ini, lanjutnya, juga telah banyak dilakukan di negara-negara maju.

"Pastinya juga akan lebih menarik, setelah jalan berputar-putar, lalu masuk ke dalam terowongan," ucapnya.

Dia berharap pemerintah pusat nantinya dapat mempertimbangkan usulan peruabahan desain tersebut.

"Memang lebih mahal, tapi lebih baik bagi lingkungan," pungkasnya.

Senada dengan gubernur, Kepala Bidang Pelaksanaan Pembangunan dan Pengujian Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) XIII Budiamin mengatakan pilihan untuk membuat terowongan menjadi salah satu alternatif agar proyek ini lebih ramah lingkungan.

"Opsi ini sedang kita kaji," pungkas Budiamin.

Pewarta : Nurhaya J. Panga
Editor : Amirullah
Copyright © ANTARA 2024