Makassar (Antara Sulsel) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) terus fokus merampungkan pembangunan masjid yang memiliki 99 kubah di Kawasan Center Point Of Indonesia (CPI) Kota Makassar.

Kepala Dinas Sumber Daya Air, Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sulsel Andi Darmawan Bintang di Makassar, Rabu mengatakan pembangunan masjid itu terus digenjot meskipun berjalan tidak maksimal karena keterbatasan anggaran.

Saat ini, kata dia, progres pembangunan masjid tersebut baru mencapai 40 persen dan anggaran yang telah digunakan hingga saat ini mencapai 30 persen dari total anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp169,078 miliar.

Ia berharap bisa mendapatkan bantuan dana selain dari APBD, juga dari pihak swasta karena keterlibatan seluruh pihak tentu penting agar bisa selesai sesuai harapan bersama.

"Kita optimistis bisa merampungkannya karena ada jatah APBD tahun ini dan juga diharapkan berlanjut dengan anggaran 2018," katanya.

Pembangunan masjid yang berkapasitas jamaah sekitar 13.075 orang itu terdiri atas tiga level lantai, yaitu lantai dasar (semi basement), lantai kesatu dan lantai kedua (mezzanine).

Fungsi lantai dasar untuk ruang penunjang masjid seperti toilet dan tempat yayasan dan Galeri Asmaul Husna, dan fungsi lantai kesatu untuk ruang shalat pria, pelataran peluapan jamaah (pelataran suci), Islamic book store dan busana muslim, serta lantai kedua berfungsi untuk ruang shalat wanita dan teras kunjungan.

Bangunan lantai masjid ini juga akan menggunakan marmer khas lokal asal Kabupaten Maros dan Pangkep yang berkualitas expor. Bangunan masjid juga akan didominasi warna khas tanah liat dari bahan beton ringan, fabrikasi special order, motif batu bata khas tanah liat.

Sementara struktur utama masjid akan menggunakan beton sampai lantai fungsional, dan struktur konstruksi bagian atas menggunakan baja berat dan pipa gip atau stainless steel.

Menurut dia, sumber kebutuhan utama listrik berasal dari PLN dan kebutuhan darurat menggunakan genset `silent` yang dapat memenuhi 50 persen kebutuhan listrik.

Sedangkan sumber air langsung dari PDAM Makassar dengan memanfaatkan `groundtank` dan `rooftank` untuk didistribusi secara gravitasi ke toilet, tempat wudhu, dan tempat yang membutuhkannya.

Untuk pembuangan air kotor dari wudhu, urinoir, toilet, dan dapur, akan langsung dialirkan ke instalasi pengelolaan air limbah (lPAL), sedangkan saluran pembuangan air hujan langsung ke saluran utama CPI yang selanjutnya dibuang ke laut.

Pewarta : Abdul Kadir
Editor :
Copyright © ANTARA 2024