Gorontalo (Antara Sulsel) - Akademisi Pariwisata dari Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Meilinda Modjo, mengatakan sektor pariwisata di Provinsi Gorontalo membutuhkan rencana pengelolaan yang profesional.

"Profesional yang dimaksud bukan mahal tapi kesiapan objek wisata yang telah terencana untuk objek wisata meliputi akses, atraksi dan amenitas," ujarnya, Kamis.

Objek wisata membutuhkan aksesibilitas, sarana transportasi, sarana angkutan dan kemudahan untuk menuju lokasi tersebut. Tempat wisata harus ada toilet yang bersih, tempat ibadah, penjual suvenir, makanan dan minuman.

Ia mengungkapkan bahwa maraknya pelaksaanaan festival yang digelar di sejumlah kabupaten dan kota di Gorontalo, memang dapat mendatangkan banyak pengunjung.

"Namun datangnya pengunjung tersebut tidak "kekal", karena setelah iven festival berakhir, jumlah wisatawan yang datang pasti berkurang drastis dan bahkan tidak datang lagi, karena semua fasilitas seolah-olah hanya dibuat hanya pada saat iven itu," jelas Meilinda.

Ia berharap semua fasilitas objek wisata yang ada di Gorontalo harus sudah siap digunakan kapanpun wisatawan datang.

Untuk promosi wisata Gorontalo, Meilinda merasa sudah cukup karena melalui pembicaraan mulut ke mulut maupun media sosial sudah banyak yang mengetahui nama Gorontalo.

Sebelumnya pada tanggal 21 September 2017 Kabupaten Gorontalo menggelar Festival Pesona Danau Limboto sebagai promosi obyek wisata dan budaya serta kampanye penyelamatan Danau Limboto.

Sedangkan pada 27 September 2017, Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara menggelar Festival Pesona Saronde 2017, yang diharapkan keberadaan Pulau Saronde dapat berkontribusi pada bidang pariwisata nasional dan dapat membantu mengembangkan ekonomi Nasional. 

Pewarta : Adiwinata Solihin
Editor :
Copyright © ANTARA 2024