Makassar (Antara Sulsel) - Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto menyatakan jika kemajuan zaman telah mengubah paradigma dan kebiasaan termasuk dalam bertransaksi yang dari konvensional ke digital.

"Kita lihat dulu keinginannya masyarakat, kalau lebih besar masyarakat menginginkan transaksi online, maka kita harus mengikuti itu jangan malah sebaliknya, menolaknya karena pasti kita yang akan tergerus," ujar Danny -- sapaan akrab Ramdhan Pomanto di Makassar, Kamis.

Ia mengatakan, majunya teknologi informasi saat ini memudahkan segala sesuatunya dalam melakukan kerja-kerja, baik dalam memberikan pelayanan ataupun dalam bertransaksi.

Karenanya, dirinya meminta kepada semua penyedia jasa untuk bisa bertransformasi dan mengikuti perkembangan zaman sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang cenderung mengikuti perkembangan teknologi informasi.

"Jika kita sebagai penyedia jasa masih ingin mempertahankan cara kerja konvensional di tengah gempuran aplikasi berbasis online ini, maka sudah pasti kita akan tergerus," katanya.

Sementara itu, dibeberapa titik lokasi di Makassar, para pengemudi taksi konvensional, angkutan kota (angkot/pete-pete) dan becak motor (bentor) melakukan aksi mogok massal sekaligus merazia para pengemudi berbasis aplikasi jaringan (online).

Para pengemudi konvensional ini meminta kepada pemerintah agar menghapus aplikasi berbasis online karena dengan gempuran moda transportasi online ini membuat mereka terpinggirkan.

"Sejak adanya ini taksi online sama ojek online, penumpang kita sekarang berkurang, pendapatan kita juga menurun. Pemerintah harusnya bisa melihat permasalahan ini," kata Herman salah satu pengemudi bentor.

Ia mengaku, jika sebelum adanya transportasi melalui aplikasi online ini, pendapatan perharinya bisa mencapai Rp200-300 ribu, namun setelah gempuran kendaraan online, pendapatan mereka hanya berkisar Rp50 ribu saja.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024