Mamuju (Antara Sulsel) - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Mamuju mengecam Pemerintah Provinsi Sulbar karena membiarkan dokter mogok kerja.

"Kami mengecam pemerintah provinsi, karena membiarkan dokter di rumah sakit Sulbar mogok kerja yang berdampak pada tidak terlayaninya pasien di rumah sakit itu," kata Ketua PMII Cabang Mamuju Wais Walkoni, Jumat.

Ia mengatakan, mogok kerja para dokter spesialis, dokter umum dan dokter gigi itu telah berdampak fatal, karena ada pasien yang harus meninggal dunia diduga akibat tidak mendapatkan pelayanan medis.

Pasien atas nama Sabdiming alias Amming dari Kecamatan Karossa Kabupaten Mamuju Tengah yang mengidap penyakit paru-paru meninggal karena diduga tidak ditangani dengan baik akibat seluruh dokter di rumah sakit Regional Sulbar dokter mogok kerja.

Berdasarkan informasi kata dia, dokter yang tergabung dalam komite dokter rumah sakit regional Mamuju mogok kerja karena minimnya sarana dan prasarana medis di rumah sakit Sulbar.

Para dokter lanjutnya menuntut agar rumah sakit itu dilengkapi diantaranya obat-obatan, bahan habis pakai (BHP), fasilitas penjunjang (laboraterium, radiologi serta prasarana ruang operasi).

Ia menilai, Pemerintah Provinsi Sulbar telah lalai pada pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang menyebabkan para dokter mogok kerja hingga jatuhnya korban, yakni meninggalnya seorang pasien diduga tidak mendapatkan pelayanan medis.

"Kalau dokter yang menuntut perbaikan rumah sakit dibiarkan mogok kerja, maka korban akan berjatuhan karena pasien yang ada dirumah sakit terbesar di Sulbar tersebut tidak akan maksimal mendapatkan pelayanan medis. Ini mesti ada solusi pemerintah jangan diam," katanya.

Pewarta : M Faisal Hanapi
Editor : Amirullah
Copyright © ANTARA 2024