Makassar (Antara Sulsel) - Perekonomian di Provinsi Sulawesi Selatan pada triwulan III Tahun 2017 mengalami penurunan sekitar 6,25 persen jika dibandingkan dengan setahun sebelumnya yang berada pada angka 7,41 persen.

"Pertumbuhan ekonomi Sulsel ini mengalami penurunan karena hanya mencatat sekitar 6,25 persen jika dibandingkan pada periode yang sama di tahun 2016," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan Nursam Salam di Makassar, Rabu.

Nursam menjelaskan terjadinya pelambatan disebabkan adanya fenomena nasional yaitu kinerja salah satu produksi pengolahan makanan mengalami penurunan volume produksinya disebabkan kesulitan pemasaran.
"Ada sedikit terganggu karena ada produk sama, terutama di kawasan timur Indonesia. Misalnya terigu dan semen ada produk lain yang masuk, bahkan di triwulan III produksinya masih minus," ungkapnya.

Tetapi jika dilihat perekonomian Sulawesi Selatan masih tumbuh bahkan berdasarkan akumulasi triwulan I sampai triwulan III Sulawesi Selatan masih berada pada peringkat empat.

Ia mengatakan, di triwulan III tahun 2016 lalu pertumbuhan ekonomi Sulsel berada diangka 7,41 persen, tahun ini hanya diangka 6,25 persen artinya, kecepatan pembangunan lebih rendah dibandingkan triwulan III 2016.

"Dari data tersebut dapat dilihat jelas bahwa pertumbuhan ekonomi Sulsel terus menurun sementara nasional terus naik secara tahunan (yoy)," katanya.

Meskipun dirinya mengakui jika kinerja pembangunan di Sulsel sedikit menurun, namun tetap saja angka pertumbuhan ini masih melampaui pencapaian nasional.

Di mana pada triwulan tiga untuk nasional hanya mampu mencatatkan pada angka 5,06 persen dan di tahun sebelumnya pertumbuhannya mencapai 5,02 persen.

"Pertumbuhan ekonomi nasional naik, meski tidak terlalu tinggi di mana tahun 2016 lalu diangka 5,02 persen dan tahun ini naik diangka 5,06 persen," jelasnya.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024