Bulukumba, Sulsel (ANTARA Sulsel) - Anggota DPRD Bulukumba melakukan reses ke seluruh kecamatan di daerah itu untuk pengawasan dan mengecek seluruh kegiatan proyek yang dilaksanakan pemerintah setempat.

Wakil Ketua DPRD, Andi Edy Manaf di Bulukumba, Rabu, mengatakan, reses ini dibagi empat kelompok sesuai daerah pemilihan (Dapil). Kelompok satu atau dapil satu dipimpin, Abdul Kahar Muslim. Kelompok dua dipimpin Bahri, kelompok tiga Baso Muragawali, dan kelompok empat Mulyadi Mursali.

Dalam reses tersebut, legislator yang bergerak di dapil satu meliputi kecamatan Kajang, Herlang dan Bontotiro, menemukan berbagai keganjilan pada pelaksaan proyek.

"Banyak proyek yang ditemukan anggota dewan yang diduga menyalahi bestek dan ini adalah sebuah pelanggaran," katanya.

Menurutnya, persoalan ini tak bisa dibiarkan sebab bisa menjadi penilaian buruk dari pemerintah pusat karena daerah dianggap tak mampu mengemban tanggungjawab untuk menyelesaikan proyek tersebut.

Akibatnya bisa berdampak terhadap proyek selanjutnya karena sulit mendapat bantuan proyek lanjutan.

Sedangkan tiga legislator dari dapil satu yakni, Andi Makkasau, Abdul Razak dan Abdul Rajab secara tegas menyatakan hampir seluruh proyek jalan yang dikerjakan tahun ini mengalami penyusutan luas.

Jika mengacu pada bestek, seharusnya lebar jalan empat meter, tapi faktanya hanya sekitar 3,5 meter.

"Kami tidak tahu kenapa lebar jalan menyusut padahal besteknya tidak seperti itu, " ujar legislator dari Partai Demokrat, Abdul Razak.

Selain itu, juga ditemukan proyek pembangunan Jembatan Basokeng yang menghubungkan Kecamatan Herlang dan Bontotiro.

Proyek ini dikerjakan sejak 2007 dengan anggaran miliaran rupiah, tapi sampai sekarang belum rampung dan malah tambah rusak.

"Bayangkan kami hanya menemukan beberapa batang kelapa yang melintang di Jembatan Basokeng. Celakanya anggaran yang sudah digunakan sekitar Rp5 miliar, " kata Andi Makkasau, dari Partai Golkar.

Belum lagi rehab 12 unit Sekolah Dasar yang anggarannya sama yakni Rp210 juta setiap unit. Sementara setiap sekolah tidak sama jenis kerusakannya, ada rusak berat dan ringan. Tapi kenyataannya anggaran semua sekolah diratakan.

"Lucunya lagi, dalam bestek disebutkan adanya penambahan tiga ruang kelas belajar atau RKB. Namun saat reses kami tak menemukan adanya penambahan ruangan," kata Makkasau yang diamini dua legislator lainnya.

Rencananya reses tersebut berlangsung selama empat hari, mulai Senin (4/10) dan berakhir Kamis (8/9). Hasil reses ini akan disampaikan dalam rapat bersama pimpinan untuk dibahas.

(T.PK-AAT/S016)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2025