Bantaeng, Sulsel (ANTARA Sulsel) - Pengusaha Korea Selatan (Korsel) dari kelompok usaha Mirae Tech menyatakan membutuhkan biji kapuk berjumlah 2000 ton/bulan. Biji kapuk tersebut akan diolah menjadi pakan ternak sapi, ethanol dan berbagai jenis lainnya.

Keinginan itu dikemukakan Kyung Wook Min, CEO Mirae Tech Co, Ltd saat melihat langsung perkebunan kapuk milik masyarakat di Kecamatan Bissappu dan Sinoa, di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, Minggu.

Kyung Wook yang datang bersama Eum Young Min dan Lim Nam Sik diantar langsung Camat Bissappu H Bohari dan Camat Sinoa, Faisal menyaksikan perkebunan kapuk milik masyarakat.

Hampir semua kecamatan di kabupaten berjuluk Butta Toa ini memiliki potensi pengembangan kapuk, namun Bissappu dan Sinoa dinilai memiliki lahan yang lebih luas. Karena itu, investor Korea tersebut diarahkan ke kecamatan itu, terang Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah saat menerima tamu dari negeri ginseng tersebut di rumah jabatan Bupati Bantaeng.

Bupati juga menyambut baik kedatangan pengusaha Korsel yang dalam jangka panjang akan membangun industri pengolahan biji kapuk di daerah ini.

"Bila pengusaha Korsel itu bisa mewujudkan pembangunan industri biji kapuk tersebut, tentunya akan menjadi peluang baru bagi masyarakat sebab selama ini biji kapuk terbuang percuma," ucapnya.

Menjawab pertanyaan, Bupati mengatakan, saat ini sudah siap 500 hingga 1000 Ha lahan yang sudah ditanami kapuk. Tanaman yang juga digunakan untuk pembuatan kasur dan bantal oleh masyarakat itu juga banyak di Kecamatan Gantarang Keke dan Pa?jukukang.

Ia optimistis, besarnya potensi tersebut mampu memasok kebutuhan industri yang hanya butuh 2000 ton/bulan. "Dua kecamatan Bissappu dan Sinoa saja sudah lebih, belum lagi di Gantarang Keke dan Pa'jukukang," urainya.

Menyinggung harga, Kyung Wook Min membuka harga Rp1200/kg. Ia berpesan kepada pengusaha Bantaeng yang akan menjadi mitranya agar bersikap jujur sebab pihaknya tak segan-segan memutus kontrak bila terjadi kecurangan, terutama mengenai timbangan dan kondisi biji kapuk.

"Kalau dia basah, satukan dengan yang basah, demikian pula dengan yang kering. Dan jangan pernah mengurangi timbangan karena itu perbuatan yang tidak terpuji," pesannya sembari mengemukakan pihaknya melakukan pemutusan kontrak dengan pengusaha India karena masalah sepele seperti itu.

(T.PSO-099/F003)


Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024