Makassar (Antara Sulsel) - Bupati Bulukumba AM Sukri Sappewali memberikan "Warning" kepada seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Bulukumba yang terlibat program Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) domestik di daerah tersebut segera menuntaskannya.
"Kita harus bekerja cepat dan tepat, sehingga apa yang kita rencanakan ini bisa selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan," kata AM Sukri Sappewali saat jadi pembicara pada diskusi Program USAID-IUWASH Plus di Makassar, Rabu.
Bupati berharap Satker dan USAID harus mendapatkan titik temu, sehingga pekerjaan tersebut tidak terkesan jalan sendiri-sendiri.
Menurutnya, diperlukan analisa yang cermat dalam melanjutkan pembangunan IPAL Domestik tersebut, mulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan hingga pemeliharaannya.
Dikatakannya, jangan sampai seperti kondisi saat ini, bangunan sudah ada, tapi tidak bisa dimanfaatkan dan dipelihara karena tidak adanya koordinasi dengan baik antara OPD.
Bupati juga meminta kepada Tim Leader dan Regional Manager USAID agar setiap saat melaporkan kondisi pelaksanaan program tersebut.
"Jangan takut melaporkan apa yang menjadi kendala di lapangan, kita mau program ini sukses sehingga pihak USAID kedepan bisa memasukkan program baru di Bulukumba," ujar AM Sukri.
Dia menambahkan, diproyeksikan jika program ini sudah berjalan, limbah bisa dimanfaatkan menjadi pupuk dan digunakan petani, sehingga meringankan beban petani, selain itu pemerintah bisa memanfaatkan pupuk tersebut untuk menyuburkan tanaman yang ada di kota Bulukumba.
AM Sukri mengucapkan terima kasih kepada USAID yang telah membantu Pemkab Bulukumba dalam mengatasi persoalan-persoalan yang ada dan kembali menekankan kepada OPD yang terlibat untuk serius dalam pelaksanaan kegiatan ini.
Sementara itu, Tim Leader Program USAID Sofyan Iskandar, mengatakan setelah melaksanakan kunjungan ke lokasi IPAL di Kabupaten Bulukumba, pihaknya menemukan beberapa fakta tentang kondisi bangunan tersebut, sehingga perlu duduk bersama antara USAID dengan Pemkab Bulukumba.
Dia menambahkan, kerjasama ini dilakukan karena bangunan Instalasi Pengelolaan Limbah selama ini telah menghabiskan anggaran besar namun tidak termanfaatkan secara maksimal dan sudah mulai rusak, sehingga pihak USAID dan Pemerintah Kabupaten Bulukumba mengambil langkah konkret dan serius dalam menyikapi persoalan ini.
Menurutnya, ada beberapa kerusakan pada bangunan karena tidak adanya petugas pengelola yang bertanggungjawab, dan diharapkan pemerintah kabupaten segera membentuk Instansi Pengelola Air Limbah.
"Perlu dibentuk unit kerja yang mengelola, mulai dari proses perencanaan sampai dengan beroperasinya IPAL ini," kata Sofyan.
"Kita harus bekerja cepat dan tepat, sehingga apa yang kita rencanakan ini bisa selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan," kata AM Sukri Sappewali saat jadi pembicara pada diskusi Program USAID-IUWASH Plus di Makassar, Rabu.
Bupati berharap Satker dan USAID harus mendapatkan titik temu, sehingga pekerjaan tersebut tidak terkesan jalan sendiri-sendiri.
Menurutnya, diperlukan analisa yang cermat dalam melanjutkan pembangunan IPAL Domestik tersebut, mulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan hingga pemeliharaannya.
Dikatakannya, jangan sampai seperti kondisi saat ini, bangunan sudah ada, tapi tidak bisa dimanfaatkan dan dipelihara karena tidak adanya koordinasi dengan baik antara OPD.
Bupati juga meminta kepada Tim Leader dan Regional Manager USAID agar setiap saat melaporkan kondisi pelaksanaan program tersebut.
"Jangan takut melaporkan apa yang menjadi kendala di lapangan, kita mau program ini sukses sehingga pihak USAID kedepan bisa memasukkan program baru di Bulukumba," ujar AM Sukri.
Dia menambahkan, diproyeksikan jika program ini sudah berjalan, limbah bisa dimanfaatkan menjadi pupuk dan digunakan petani, sehingga meringankan beban petani, selain itu pemerintah bisa memanfaatkan pupuk tersebut untuk menyuburkan tanaman yang ada di kota Bulukumba.
AM Sukri mengucapkan terima kasih kepada USAID yang telah membantu Pemkab Bulukumba dalam mengatasi persoalan-persoalan yang ada dan kembali menekankan kepada OPD yang terlibat untuk serius dalam pelaksanaan kegiatan ini.
Sementara itu, Tim Leader Program USAID Sofyan Iskandar, mengatakan setelah melaksanakan kunjungan ke lokasi IPAL di Kabupaten Bulukumba, pihaknya menemukan beberapa fakta tentang kondisi bangunan tersebut, sehingga perlu duduk bersama antara USAID dengan Pemkab Bulukumba.
Dia menambahkan, kerjasama ini dilakukan karena bangunan Instalasi Pengelolaan Limbah selama ini telah menghabiskan anggaran besar namun tidak termanfaatkan secara maksimal dan sudah mulai rusak, sehingga pihak USAID dan Pemerintah Kabupaten Bulukumba mengambil langkah konkret dan serius dalam menyikapi persoalan ini.
Menurutnya, ada beberapa kerusakan pada bangunan karena tidak adanya petugas pengelola yang bertanggungjawab, dan diharapkan pemerintah kabupaten segera membentuk Instansi Pengelola Air Limbah.
"Perlu dibentuk unit kerja yang mengelola, mulai dari proses perencanaan sampai dengan beroperasinya IPAL ini," kata Sofyan.