Makassar (Antara Sulsel) - Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar menggelar kongres pertama, Badan Kerjasama Penyelenggara Program Profesi Insinyur (BKP-PPI) untuk penguatan koordinasi antarperguruan tinggi.
"Hari ini kita menggelar kongres dengan menghadirkan 40 perguruan tinggi di Indonesia dan sekaligus yang pertama kalinya digelar," ujar Dekan FTI UMI Makassar Ir Zakir Sabara HW, ST, MT, ASEAN Eng di Makassar, Sabtu.
Ia mengatakan, kongres pertama yang digelar di salah satu hotel berbintang di Makassar ini dilaksanakan selama dua hari dengan pesertanya berasal dari perguruan tinggi negeri maupun swasta (PTN-PTS).
Zakir mengungkapkan, penyelenggaraan profesi Insinyur se- Indonesia digagas saat rapat evaluasi dengan Kementerian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristek-Dikti) yang dilakukan beberapa bulan lalu di Yogyakarta.
"Kegiatan ini merupakan tonggak yang baik untuk Indonesia dalam memperkuat kelembagaan insinyur di masing-masing perguruan tinggi. Terlebih lagi, di sini akan ada sharing antara seluruh penyelenggara program insinyur," tambahnya.
Sekretaris Program Insinyur UMI, Taufik Nur, mengatakan, salah satu tujuan pertemuan ini adalah untuk menguatkan koordinasi antarperguruan tinggi swasta dan negeri yang menjadi penyelenggara program profesi dan program studi Insinyur di Indonesia.
Selain mempererat program insinyur antar PTS/PTN di Indonesia, lanjut Taufik, pertemuan program insinyur ini juga merupakan forum persamaan persepsi dalam membuat standarisasi, agar dapat melahirkan alumni insinyur yang berkualitas.
"Rencananya, ke depan kita mau menstandarisasi kurikulum pendidikan profesi insinyur. Untuk itu, di sini kita juga akan sama-sama duduk bersama untuk membahas program profesi, kurikulum dan sebagainya," tuturnya.
Adapun PT yang memulai PS-PPI adalah ; ITB Bandung, UGM Yogyakarta, IPB Bogor, UI Jakarta, ITS Surabaya, UB Malang, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Undip Semarang, Unhas Makassar.
Universitas Andalas, Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Yogyakarta, Unkris Petra Surabaya, Universitas Riau, Universitas Lampung, Universitas Sriwijaya, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Universitas Katolik Parahyangan Bandung, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Surabaya, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Universitas Negeri Medan, Universitas Jambi, Universitas Pattimura.
Universitas Islam Bandung, Universitas Katolik Indonesia Atmajaya Jakarta, UMI Makassar, Universitas Mataram, Universitas Sumatera Utara, Universitas Katolik Soegijapranata Salatiga, Universitas Bina Nusantara Jakarta.
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Islam Malang, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Udayana Bali, Universitas Mulawarman Kaltim, Universitas Lambung Mangkurat Kalsel, Universitas Syah Kuala Nanggro Aceh, Universitas Sam Ratulangi Manado dan Universitas Trisakti Jakarta.
"Hari ini kita menggelar kongres dengan menghadirkan 40 perguruan tinggi di Indonesia dan sekaligus yang pertama kalinya digelar," ujar Dekan FTI UMI Makassar Ir Zakir Sabara HW, ST, MT, ASEAN Eng di Makassar, Sabtu.
Ia mengatakan, kongres pertama yang digelar di salah satu hotel berbintang di Makassar ini dilaksanakan selama dua hari dengan pesertanya berasal dari perguruan tinggi negeri maupun swasta (PTN-PTS).
Zakir mengungkapkan, penyelenggaraan profesi Insinyur se- Indonesia digagas saat rapat evaluasi dengan Kementerian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristek-Dikti) yang dilakukan beberapa bulan lalu di Yogyakarta.
"Kegiatan ini merupakan tonggak yang baik untuk Indonesia dalam memperkuat kelembagaan insinyur di masing-masing perguruan tinggi. Terlebih lagi, di sini akan ada sharing antara seluruh penyelenggara program insinyur," tambahnya.
Sekretaris Program Insinyur UMI, Taufik Nur, mengatakan, salah satu tujuan pertemuan ini adalah untuk menguatkan koordinasi antarperguruan tinggi swasta dan negeri yang menjadi penyelenggara program profesi dan program studi Insinyur di Indonesia.
Selain mempererat program insinyur antar PTS/PTN di Indonesia, lanjut Taufik, pertemuan program insinyur ini juga merupakan forum persamaan persepsi dalam membuat standarisasi, agar dapat melahirkan alumni insinyur yang berkualitas.
"Rencananya, ke depan kita mau menstandarisasi kurikulum pendidikan profesi insinyur. Untuk itu, di sini kita juga akan sama-sama duduk bersama untuk membahas program profesi, kurikulum dan sebagainya," tuturnya.
Adapun PT yang memulai PS-PPI adalah ; ITB Bandung, UGM Yogyakarta, IPB Bogor, UI Jakarta, ITS Surabaya, UB Malang, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Undip Semarang, Unhas Makassar.
Universitas Andalas, Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Yogyakarta, Unkris Petra Surabaya, Universitas Riau, Universitas Lampung, Universitas Sriwijaya, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Universitas Katolik Parahyangan Bandung, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Surabaya, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Universitas Negeri Medan, Universitas Jambi, Universitas Pattimura.
Universitas Islam Bandung, Universitas Katolik Indonesia Atmajaya Jakarta, UMI Makassar, Universitas Mataram, Universitas Sumatera Utara, Universitas Katolik Soegijapranata Salatiga, Universitas Bina Nusantara Jakarta.
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Islam Malang, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Udayana Bali, Universitas Mulawarman Kaltim, Universitas Lambung Mangkurat Kalsel, Universitas Syah Kuala Nanggro Aceh, Universitas Sam Ratulangi Manado dan Universitas Trisakti Jakarta.