Makassar (Antara Sulsel) - Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Joko Supriyono menyambut positif sikap dan langkah Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dalam mempertahankan keunggulan kelapa sawit Indonesia.

"Upaya peningkatan produktivitas kebun kelapa sawit, termasuk kebun masyarakat, memang sesuatu yang sudah mendesak," kata Joko Supriyono dalam keterangan persnya yang diterima di Makassar, Senin.

Dia mengatakan  itu di sela Program Peremajaan Kelapa Sawit Rakyat  di Serdang Bedagai, Sumatera Utara, yang dilakukan Presiden Jokowi.

Menurutnya, Situasi itu, terkait dengan tantangan dan persaingan di pasar internasional di masa depan.

"Indonesia harus terus-menerus memperkuat posisi dan daya saing komoditas unggulan kelapa sawit Indonesia jika tidak ingin kalah dengan negara lain, apalagi tersingkir dalam persaingan di pasar minyak nabati dunia," ujarnya.

Selain itu, pentingnya peningkatan produktivitas petani yang akan dilakukan melalui replanting maupun perbaikan budidaya, serta yang perlu diperhatikan adalah dukungan pihak perusahaan melalui kerja sama kemitraan yang luas.

"Sangat diperlukan kerja sama kemitraan yang luas antara perusahaan dan kelompok tani," lanjut Joko.

Dengan kerja sama kemitraan yang luas, menurutnya, akan semakin membantu proses percepatan peningkatan produktivitas kebun masyarakat.  

Presiden Jokowi dalam sambutannya usai membagikan sertifikat lahan kepada petani sawit mengatakan Industri kelapa sawit adalah "emas hijau bagi masyarakat Indonesia.

Menurut presiden, negara kita adalah negara produsen kelapa sawit terbesar di dunia. Tidak hanya di Asia Tenggara, Asia tapi juga di dunia. Ini berarti Indonesia mampu memproduksi bahan-bahan untuk kebutuhan hidup manusia seperti sabun, kosmetik, minyak goreng, bioenergi dan produk-produk lainnya yang bisa diolah dari kelapa sawit.

Kendati demikian, menurut Jokowi, menjadi produsen kelapa sawit terbesar juga mengharuskan bangsa Indonesia menjadi yang terdepan dalam segi pengelolaan. Baik dalam hal merawat, memelihara maupun meremajakan. Peremajaan kelapa sawit sangat diperlukan mengingat sebagian besar pohon kelapa sawit Indonesia sudah memasuki usia tua yang mengakibatkan produktivitas menurun.

"Jika tidak diremajakan kita hanya akan melihat pohon namun tanpa memetik hasilnya," ujar Jokowi.

Program peremajaan kebun kelapa sawit  pertama kali dilakukan di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan seluas 4.100 hektare, sedang di Serdang Bedagai  akan dilakukan di kebun masyarakat dengan lahan seluas 9.109 hektare.

Pewarta :
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024