Mamuju (Antara Sulbar) - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi mengharapkan Kota Terpadu Mandiri (KTM) Tobadak Kabupaten Mamuju Tengah Provinsi Sulawesi Barat akan menjadi pusat agribisnis dan agroindustri.
"Dengan melihat potensi yang ada, saya berharap KTM Tobadak mampu berkembang lebih maju sebagai pusat agribisnis dan agroindustri dengan melakukan sinergitas dan kolaborasi antarkementerian/lembaga terkait, BUMN, swasta, pemerintah daerah dan masyarakat melalui pengembangan BUMDes," kata Pelaksana tugas kata Dirjen Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Putut Edy Sasono pada HUT Kabupaten Mamuju Tengah ke-5 dan Hari Bhakti Transmigrasi ke-67, di Lapangan Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Kamis.
Kota Terpadu Mandiri (KTM) Tobadak sebagai pengembangan dari wilayah transmigrasi di Kabupaten Mamuju kata dia, tidak hanya berkembang menjadi sentra produksi jagung, namun juga berkembang menjadi sentra perkebunan kelapa sawit.
"KTM Tobadak yang telah dibangun sejak 10 tahun lalu ini pun kini telah menjadi ibukota Kabupaten Mamuju Tengah," ujarnya.
Sebagai daerah yang terbentuk dari permukiman transmigrasi lanjut dia, Kabupaten Mamuju Tengah tergolong sukses mengelola produk unggulan jagung.
"Meski baru berusia lima tahun, Kabupaten Mamuju Tengah telah berhasil mensuplai 54 persen kebutuhan jagung di Provinsi Sulawesi Barat," tuturnya.
Kabupaten Mamuju Tengah kata Putut Edy Sasono adalah satu dari 100 lebih kawasan transmigrasi yang menjadi ibu kota kabupaten
"Sebanyak 70 persen perdesaan di Kabupaten Mamuju Tengah berasal dari permukiman transmigrasi. Dan transmigrasi telah berhasil membangun 3.608 satuan permukiman transmigrasi yang berada di 619 kawasan transmigrasi," terang Putut Edy Sasono.
Dari ratusan permukiman transmigrasi tersebut diantaranya telah berkembang menjadi pusat pertumbuhan baru berupa 1.183 desa definitif, 385 ibukota kecamatan, 104 ibukota kabupaten serta 2 ibu kota provinsi salah satunya ibukota Provinsi Sulawesi Barat.
"Saya berharap KTM Tobadak dapat menjadi model pengembangan kawasan transmigrasi di wilayah lainnya. Saya yakin, sinergitas dari semua stakeholder akan mempercepat pengembangan KTM Tobadak dengan model Prukades (Produk Kawasan Perdesaan) di kawasan transmigrasi," ujarnya.
"Hari ini kita memperingati Hari Bhakti Transmigrasi yang jatuh pada tanggal 12 Desember 2017 dan tahun ini merupakan peringatan ke-67," kata Putut Edy Sasono.
KTM Tobadak di Kabupaten Mamuju Tengah telah mencakup tiga kecamatan yang merupakan satu dari 48 KTM di seluruh Indonesia.
Sedangkan program transmigrasi sendiri telah berjalan sejak tanggal 12 Desember 1950, ketika 77 transmigran diberangkatkan dari Jawa Tengah menuju Lampung.
Saat itu adalah pertama kali pemerintah memfasilitasi perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain, untuk memanfaatkan sumber daya alam untuk mencapai kesejahteraan.
Sementara itu, Bupati Mamuju Tengah Aras Tammauni menyampaikan bahwa daerah itu telah berkembang menjadi sentra produksi jagung.
Tidak hanya jagung lanjut Bupati, perkebunan kelapa sawit Mamuju Tengah juga telah memberikan kontribusi cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat.
"Produksi Jagung telah mampu memberikan kontribusi 54 persen produksi jagung di Sulawesi Barat. Mamuju Tengah adalah pemberi kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Sulawesi Barat," kata Aras Tammauni.

Pewarta : Amirullah
Editor :
Copyright © ANTARA 2024