Makassar (Antara Sulsel) - Peringatan Hari Juang Kartika 2017 atau Hari TNI Angkatan Darat (AD) yang digelar Kodam XIV/Hasanuddin menampilkan drama kolosal perjuangan Pahlawan Nasional asal Sulawesi Selatan Sultan Hasanuddin yang ketika melawan penjajah.

Pertunjukan drama kolosal perjuangan pasukan Sultan Hasanuddin yang juga digelar "Ayam Jantan dari Timur" itu diperankan sekitar 300 orang prajurit TNI AD dengan memakai seragam pakaian dan peralatan persenjataan ala zaman kerajaan atau masa penjajahan.

Pergelaran drama perjuangan rakyat Gowa itu setelah usai upacara peringatan Hari Juang Kartika di Lapangan Karebosi Makassar, dengan berlatar Benteng Somba Opu sebagai pusat pertahanan pasukan Sultan Hasanuddin dan Benteng Rotterdam untuk pasukan penjajah atau Belanda.

Setelah itu dilanjutkan atraksi seni bela diri Yong Moo Do yang diperagakan putra putri dari kalangan prajurit TNI AD. Dengan berseragam pakaian bela diri berwarna hijau, mereka mempertunjukkan seni bela TNI AD yang berasal dari Korea itu dengan beragam atraksi.

Pertunjukan drama kolosal perjuangan Sultan Hasanuddin dan atraksi seni bela diri Yong Moo Do tersebut tempak memakau para undangan dan masyarakat yang menyaksikan prosesi upacara peringatan Hari Juang Kartika itu.

Saat pelaksanaan upacara peringatan Hari TNI AD hari ini tampak berlangsung hikmad dan suasana hujan dalam waktu yang tidak lama, sehingga Inspektur upacara Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Agus Surya Bakti dan peserta upacara dari berbagai kesatuan TNI Polri dan instansi lain sempat mengalami kehujanan.

Pada kesempatan itu Mayjen TNI Agus Surya Bakti membacakan sambutan tertulis Kepala Staf AD (KASAD) Jenderal TNI Mulyono yang mengemukakan bahwa ancaman terbesar generasi bangsa Indonesia saat ini adalah penyalahgunaan informasi teknologi.

"Ancaman sekarang, bukan senjata, kapal dan pesawat, tapi ada di sekeliling kita dengan dijembatani dengan teknologi. Media Sosial, penggunaan internet ada di mana-mana, bahkan ancaman itu ada di kamar anak kita," ungkap Mulyono.

Menurut dia, ancaman ini bisa menggerogoti generasi muda dari dalam bila tidak segera diantisipasi dengan memberikan pemahanan penggunaan media sosial dan internet secara positif kepada mereka.

Selain itu tidak bisa dipungkiri bahwa era teknologi di masa kini sangat cepat dan berkembang mengikuti perkembangan zaman, sehingga diperlukan usaha keras untuk menyadari potensi ancaman yang ada sekarang dengan mencegah dari penyalagunaannya.

Faktor lain yang patut diwaspadai adalah adanya gerakan-gerakan melalui dunia maya ingin melakukan perubahan ideologi bangsa, termasuk dengan melumpuhkan generasi bangsa dengan narkoba, bahkan tidak luput oknum anggota TNI ikut terlibat.

Untuk itu, kata KASAD, kearifan lokal harus terus ditumbuhkan untuk menjadikan seluruh bangsa menjadi satu, serta menjaga kekuatan nasional, dalam menjaga ancaman.

Untuk menjaga keberadaan bangsa, lanjut dia, TNI dan Polri diharuskan memberikan pengabdian, ikhlas, mempunyai tekad, semangat, perjuangan, pantang menyerah untuk memperjuangkan kedaulatan negara ini.

"Intinya membantu masyarakat, itulah kekuatan bangsa ini. Bagaimana semangat kepahlawanan Sultan Hasanuddin dengan semangatnya membela negeri ini, inilah yang harus ditanamkan bersama," papar KASAD Jenderal Mulyono.

Peringatan upacara Hari Juang Kartika yanng dihadiri unsur forum komunikasi pimpinan daerah (Forkompinda), pejabat instansi pemerintah/swasta, para veteran, tokoh masyarakat, agama dan pemuda itu juga dirangkaikan dengan berbagai kegiatan sosial seperti donor darah, operasi katarak dan sunatan massal secara gratis.   

Pewarta : Darwin Fatir
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024