Bulukumba (Antara Sulsel) - Pemerintah Kabupaten Bulukumba melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) terus menggiatkan sosialisasi Program Kampung Iklim (Proklim) di seluruh wilayah di daerah itu.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Misbawati A Wawo, Selasa mengatakan, upaya kampanye program kampung iklim itu sebagai gerakan meningkatkan pemahaman dan wawasan masyarakat tentang perubahan iklim untuk melaksanakan berbagai kegiatan adaptasi dan mitigasi lingkungan secara terstruktur.

Kampanye yang dilakukan DLHK Bulukumba itu diawali di Desa Salassae Kecamatan Bulukumpa, sekaligus mendeklarasikan adanya Forum Kampung Iklim sebagai wadah komunikasi dan koordinasi dalam melaksanakan kegiatan di bidang lingkungan, khususnya dalam menghadapi dampak perubahan iklim, baik yang sifatnya adaptasi maupun mitigasi.

"Kami berharap ke depan selalu ada penambahan jumlah lokasi proklim yang merupakan lokasi peduli iklim yang pada akhirnya akan membantu penurunan emisi gas rumah kaca," Misbawati.

Kampanye proklim tersebut lanjut Misbawati untuk memberikan informasi ke seluruh "stakeholder" atau pemangku kepentingan bahwa pemerintah pusat memberi pengakuan terhadap partisipasi aktif masyarakat yang telah melaksanakan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang terintegrasi.

Sementara itu, Armin Salassa yang mewakili KSPS dan didaulat untuk mendeklarasikan Forum Kampung Iklim mengapresiasi langkah Pemerintah Kabupaten Bulukumba yang proaktif mengeluarkan kebijakan melalui Instruksi Bupati  Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pendampingan Lokasi Program Kampung Iklim Kabupaten Bulukumba.

Menurutnya kebijakan tersebut sudah tepat, sehingga semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat bisa aktif terlibat dalam mendorong perbaikan lingkungan.

“Jadi pembangunan apa pun, semuanya harus bervisi lingkungan. Dengan kebijakan ini seluruh pemerintah desa dan masyarakatnya dapat melakukan gerakan peduli lingkungan," kata aktifis lingkungan tersebnut.

Forum Kampung Iklim itu tambah Armin, sebagai wadah komunikasi dan koordinasi dalam melaksanakan gerakan kampung iklim dan tempat belajar bersama, sehingga masyarakat semakin peduli terhadap lingkungan sekitarnya.

Sedangkan Asisten Administrasi Pembangunan Djunaidi Abdillah yang mewakili Bupati Bulukumba saat membuka kegiatan tersebut menyampaikan bahwa persoalan perubahan iklim sudah menjadi fenomena lingkungan yang nyata dan diakui sebagai salah satu ancaman terbesar bagi kehidupan manusia.

Perubahan suhu yang terjadi saat ini lanjut dia, diyakini sebagai akibat terjadinya akumulasi gas rumah kaca di atmosfer yang diakibatkan oleh berbagai kegiatan manusia dalam pembangunan, termasuk penggunaan bahan bakar fosil, proses penguraian sampah dan limbah, penggunaan pupuk kimia serta pembakaran jerami.

“Kenaikan suhu bumi ini meningkatkan ancaman terhadap risiko terjadinya bencana seperti banjir, longsor, kekeringan, gagal panen, keragaman hayati dan kenaikan muka air,” ujar Djunaidi

Kegiatan yang dihadiri oleh berbagai elemen tersebut, juga dirangkaikan dengan penanaman pohon.

Turut hadir pada acara ini, Kepala UPT Balai Pengendalian Perubahan Iklim Sulawesi Selatan Ir Dadang Sutiendar.

Selama dua tahun terakhir, Kabupaten Bulukumba mendapatkan penghargaan Program Kampung Iklim (Proklim) dari pemerintah pusat.

Pada tahun ini, Desa Salassae melalui Komunitas Swabina Pedesaan Salassae (KSPS) meraih penghargaan tersebut dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Pewarta : Syamsurya Pratama
Editor : Amirullah
Copyright © ANTARA 2024