Makassar (Antaranews Sulsel) - Kepolisian Resor Kota Besar Makassar didesak untuk mengusut tuntas aksi teror yang dialami Ketua RT Banta-Bantaeng, Andi Ashar perihal sikap politiknya yang dianggap tidak pro terhadap pasangan petahana Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto

"Kami meminta agar pihak kepolisian segera menindaklanjuti laporan tersebut dengan memeriksa semua para pelaku teror apalagi identitasnya jelas," ujar kuasa hukum Andi Ashar, Muh Al Jebra di Makassar, Selasa.

Ia mengatakan, proses cepat dalam hal pemeriksaan saksi-saksi harusnya sudah dilakukan oleh penyidik, apalagi jika identitas para peneror itu diketahui semua.

Peneror kliennya itu juga adalah para oknum ketua RT dan RW di mana teror dilakukan di dalam grup media sosial (medsos) WhatsApp GR2M dengan meneror akan menculik dan membakar.

"Segala bukti dan dokumen ancaman teror yang dialami Ketua RT Banta-Bantaeng sudah diserahkan. Paling tidak dengan adanya bukti ancaman yang sudah diserahkan, polisi sudah bisa mengagendakan pemeriksaan saksi-saksi di group WhatsApp GR2M yang dihuni Ketua RT dan RW se-Kota Makassar, termasuk oknum yang diduga menebar ancaman terhadap korban," terangnya.

Baca juga : Ketua RT Banta-bantaeng terancam karena pilihan politiknya

Jebra menambahkan kasus yang menimpa kliennya itu akan terus dikawal hingga oknum pelakunya diproses secara hukum karena menyangkut keselamatan dari kliennya.

Sebelumnya, - salah satu ketua organisasi rukun tetangga (RT) di Makassar, tepatnya di Kelurahan Banta-bantaeng, Kecamatan Rappocini mengaku diancam akan diculik dan dibakar karena alasan pilihan politiknya yang tidak mendukung petahana.

"Saya diteror dan diancam akan diculik dan dibunuh oleh sesama ketua RT dan RW di Makassar hanya karena saya mendukung bakal pasangan calon lain," jelas Ketua RT 01 Kelurahan Banta-bantaeng, Andi Ashar.

Ia yang telah menyimpan dan memfoto semua percakapan ancaman dalam grup media sosial WhatsApp itu berencana akan melaporkan kejadian itu ke Mapolrestabes Makassar karena merasa takut dengan terornya.

"Kita adalah negara yang menganut sistem demokrasi dan pilihan tidak bisa dipaksakan, tapi karena pilihan saya beda, saya lalu diancam akan diculik dan dibakar. Saya ketakutan pastinya," katanya.

Ashar menjelaskan, dari lebih 6.000 RT dan RW di Makassar, umumnya mendukung bakal calonnya yang tidak lain adalah petahana Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto dan calon wakilnya Indira Mulyasari Paramastuti (DIAmi).



Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024