Makassar (Antaranews Sulsel)- Peserta "Post Award Short Course Australia Award" Prof Dr Syamsuddin MA menjadikan Rektor Unversitas Muslim Indonesia (UMI) sebagai bahan projek penelitian untuk ajang tersebut.
Prof Dr Syamsuddin bahkan mempresentasikan proyek penelitian bertema "Pandangan dosen laki-laki di lingkungan UMI terhadap kepemimpinan Perempuan Model Prof Dr Hj Masrurah Mokhtar, MA" itu di hadapan peserta yang lain yang merupakan alumni Short Course Adviser Leadership Development for Islamic Women Leader di Jakarta, Rabu.
"Kepemimpinan perempuan model Prof Dr Hj Masrurah Mokhtar MA diyakini efektif dalam mengelola institusi UMI dengan gaya kepemimpinan fenimim transformasional," katanya.
Guru Besar UIN Alauddin Makassar itu menjelaskan, efektifitas seorang pemimpin dalam mencapai tujuan institusi tidak semata-mata ditentukan oleh sifat keperempuanan yang melekat pada seseorang tetapi karena kapasitasnya dalam memimpin.
Prof Dr Hj Masrurah dinilai berhasil memimpin UMI karena memiliki sikap kooperatif dalam menjalankan tugas, kolaboratif, mengambil keputusan berdasar intuisi dan empati, serta didukung oleh kebiasaan menanamkan nilai-nilai positif dan keyakinan kepada bawahannya.
"Ada 44 orang sampel perwakilan dari 13 fakultas yang dibina di UMI dan yang telah bekerja di UMI paling sedikit tiga tahun yang 244 diantaranya dosen laki-laki. Hasil analisis saya menunjukkan Prof Dr Hj Masrurah Mokhtar, MA memiliki indeks kategori yang sangat baik pada keempat faktor tersebut, ujar pria yang akrab disapa Prof Ancu itu.
Pengurus DPP IMMIM ini menambahkan kepemimpinan perempuan sebagian masih menjadi pro dan kontra. Untuk di tingkat universitas misalnya, hanya tercatat enam perempuan yang pernah memimpin suatu perguruan tinggi, padahal di Indonesia ada 97 perguruan tinggi dan 3.124 PTS.
Prof Ancu menambahkan UMI sebagai salah satu PTS terbesar dan berdiri sejak tahun 1954, dari 11 kali pergantian pimpinan universitas.
"Dan nanti tahun 2010, kampus pendidikan dan dakwah ini dipimpin seorang perempuan yang bernama Prof Dr Hj Masrurah Mokhtar, MA, yang berada di tengah-tengah kita,"sebutnya.
Prof Dr Syamsuddin bahkan mempresentasikan proyek penelitian bertema "Pandangan dosen laki-laki di lingkungan UMI terhadap kepemimpinan Perempuan Model Prof Dr Hj Masrurah Mokhtar, MA" itu di hadapan peserta yang lain yang merupakan alumni Short Course Adviser Leadership Development for Islamic Women Leader di Jakarta, Rabu.
"Kepemimpinan perempuan model Prof Dr Hj Masrurah Mokhtar MA diyakini efektif dalam mengelola institusi UMI dengan gaya kepemimpinan fenimim transformasional," katanya.
Guru Besar UIN Alauddin Makassar itu menjelaskan, efektifitas seorang pemimpin dalam mencapai tujuan institusi tidak semata-mata ditentukan oleh sifat keperempuanan yang melekat pada seseorang tetapi karena kapasitasnya dalam memimpin.
Prof Dr Hj Masrurah dinilai berhasil memimpin UMI karena memiliki sikap kooperatif dalam menjalankan tugas, kolaboratif, mengambil keputusan berdasar intuisi dan empati, serta didukung oleh kebiasaan menanamkan nilai-nilai positif dan keyakinan kepada bawahannya.
"Ada 44 orang sampel perwakilan dari 13 fakultas yang dibina di UMI dan yang telah bekerja di UMI paling sedikit tiga tahun yang 244 diantaranya dosen laki-laki. Hasil analisis saya menunjukkan Prof Dr Hj Masrurah Mokhtar, MA memiliki indeks kategori yang sangat baik pada keempat faktor tersebut, ujar pria yang akrab disapa Prof Ancu itu.
Pengurus DPP IMMIM ini menambahkan kepemimpinan perempuan sebagian masih menjadi pro dan kontra. Untuk di tingkat universitas misalnya, hanya tercatat enam perempuan yang pernah memimpin suatu perguruan tinggi, padahal di Indonesia ada 97 perguruan tinggi dan 3.124 PTS.
Prof Ancu menambahkan UMI sebagai salah satu PTS terbesar dan berdiri sejak tahun 1954, dari 11 kali pergantian pimpinan universitas.
"Dan nanti tahun 2010, kampus pendidikan dan dakwah ini dipimpin seorang perempuan yang bernama Prof Dr Hj Masrurah Mokhtar, MA, yang berada di tengah-tengah kita,"sebutnya.