Makassar  (Antaranews Sulsel) - Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan, mengembangkan 75 hektare lahan garam terintegrasi di dua kecamatan yaitu Labakkang dan Bungoro.

"Tahun ini kami kembangkan di empat titik, tiga di Bungoro dan satu di Labakkang," kata Koordinator Penyuluh Perikanan Kabupaten Pangkep Marwah Nompo yang dihubungi dari Makassar, Minggu.

Lahan terintegrasi ini adalah lahan tambak garam milik beberapa petani yang dikelola secara bersama-sama dengan satu manajemen usaha sehingga penerapan teknologi lebih efektif dan efisien. Pengembangannya akan melibatkan kelompok-kelompok petani garam.

"Ada teknik yang kami gunakan sehingga proses pembentukan garam bisa dilakukan dalam tiga hari, padahal biasanya enam sampai sepuluh hari," kata Marwah yang juga merupakan Ketua Ikatan Penyuluh Perikanan (IPKANI) Sulsel ini.

Lahan tersebut, kata dia, juga akan menggunakan plastik geomembran sehingga kualitas garam yang dihasilkan lebih baik.

"Saat ini kualitas garam kita sudah bisa bersaing dengan garam Indramayu, ke depan kami harapkan setara dengan garam impor," tuturnya.

Selain pengembangan lahan garam terintegrasi, ia mengatakan, tahun ini juga akan dilakukan uji coba teknologi rumah garam Prisma yang diadopsi dari petani garam Lamongan.

"Jika uji coba ini berhasil, pada 2019 ini bisa diterapkan di Pangkep," tambahnya.

Kelebihan penggunaan rumah garam Prisma ini, menurut dia, produksi garam dapat dilakukan sepanjang tahun tanpa tergantung cuaca.

Ia berharap penerapan berbagai teknologi ini dapat meningkatkan produksi garam Pangkep yang pada 2017 mencapai 8,3 ribu ton dengan nilai Rp24,7 miliar.

Pewarta : Nurhaya J Panga
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024