Mamuju (Antaranews Sulbar) - Prakirawan Cuaca dan Iklim Stasiun Meteorologi Majene Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sulawesi Barat Setiawan menyatakan, hujan yang melanda Kabupaten Mamuju dan Mamuju Tengah pada Kamis dinihari hingga pagi, masuk kategori ekstrem.

"Hujan yang melanda wilayah Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Mamuju Tengah sudah masuk kategori ekstrem," kata Setiawan saat dihubungi dari Mamuju, Kamis sore.

Ia menjelaskan, penyebab terjadinya hujan ekstrem yang menyebabkan sejumlah kawasan di Kabupaten Mamuju pada Kamis pagi itu diterjang banjir bandang tersebut akibat adanya penguatan arus massa udara dari belahan Utara ke Selatan karena siklon tropis di perairan Australia.

"Sebenarnya, tarikan ini tidak berdampak hujan di Sulbar khususnya di Kabupaten Mamuju Tengah dan Mamuju," ucapnya.

"Tetapi karena bersamaan dengan adanya pertumbuhan cikal bakal siklon tropis lainnya di perairan Timur laut Australia atau bagian Barat daya Papua sehingga terjadi belokan angin atau massa udara dan terjadilah pertumbuhan pumpunan awan konvektif yang menghasilkan hujan sangat lebat dan masuk kategori ekstrem," terang Setiawan.

Curah hujan di Kabupetan Mamuju pada Kamis kata Setiawan yakni mencapai 112 mili meter, sedangkan di Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah mencapai 167 mili meter dan di Tapalang Kabupaten Majene sebesar 120 mili meter.

Akibat hujan deras yang mengguyur Kabupaten Mamuju pada Kamis dinihari hingga pagi, sejumlah kawasan di daerah itu diterjang banjir bandang.

Banjir bandang yang berlangsung sekitar pukul 08. 00 Wita itu merusak ratusan rumah di empat kelurahan, yakni Kelurahan Karema, Binanga, Rimuku dan Kelurahan simboro.

Bupati Mamuju Habsi Wahid mengatakan, banjir yang terjadi di hampir sebagian besar wilayah di daerah itu, murni disebabkan oleh bencana alam, akibat tingginya debit air setelah kawasan itu diguyur hujan deras sejak Kamis dinihari.

"Ini murni bencana alam akibat tingginya curah hujan dan secara bersamaam juga terjadi pasang air laut sehingga menyebabkan volume air di daratan telah sejajar dengan volume air laut, diperparah lagi dengan air sungai yang juga ikut meluap," terang Habsi Wahid.
Baca juga: Mamuju terkepung banjir
Mengantisipasi dampak bencana banjir tersebut, Bupati langsung memerintahkan seluruh OPD terkait untuk bertindak cepat.

Bupati juga memerintahkan Dinas Soisal agar segera membuat dapur umum dan tenda darurat untuk melayani warga yang tertimpa bencana serta meminta Dinas PU bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan segera melakukan pembersihan untuk mengalirkan air ke sungai dan laut.

Bupati juga meminta para lurah dan camat untuk terus memantau wilayahnya dan warganya untuk menginventarisasi korban banjir serta memerintahkan Dinas Kesehatan dan rumah sakit umum memberikan layanan kedaruratan kepada warga korban banjir.

Pewarta : Amirullah
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024