Makassar (Antaranews Sulsel) - Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo meninjau pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo-1 di Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Rabu.

"Tidak ada hambatan berarti yang ditemui pada pembangunan PLTB ini, upaya-upaya percepatan pembangunan telah dilakukan, dan dalam dua atau tiga bulan ke depan sudah bisa diuji coba," kata Syahrul di sela peninjauan tersebut.

Meski pembangunan fisik PLTB ini diperkirakan rampung pada Juni 2018, menurut General Manager PLN Sulawesi Selatan, Tenggara, dan Barat (Sulselrabar) Bambang Yusuf, fasilitas ini baru akan beroperasi secara komersial pada 2019.

"Pembangunan fisiknya mungkin rampung pada 2018, tetapi COD (commercial operation date) baru pada 2019," jelasnya.

Pihak PLN, kata dia, perlu melakukan berbagai persiapan pasca pembangunan fisik tuntas, untuk mengintegrasikan energi yang dihasilkan PLTB tersebut dengan jaringan PLN.

"Banyak persiapan teknis yang harus dilakukan agar sinkron dengan jaringan PLN," ujarnya.

Adapun perkembangan pembangunan PLTB Tolo-I Jeneponto menurut Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Jeneponto Mernawati telah mencapai 75 persen.

Di lokasi tersebut, terlihat pondasi turbin telah terpasang, tinggal menunggu datangnya turbin yang diangkut dari Makassar.

Direktur Konstruksi PT Energi Bayu Jeneponto Peter Oliver yang ditemui di lokasi mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi dukungan yang diberikan pemerintah daerah dalam pembangunan proyek ini.

"Kami bangga bisa menjadi bagian dari upaya penyediaan energi terbarukan di Sulsel," kata dia.

Nantinya jika rampung, PLTB Tolo-1 ini akan menjadi pembangkit listrik tenaga angin/bayu terbesar kedua di Sulsel setelah PLTB Sidrap. PLTB Sidrap sendiri merupakan PLTB terbesar di Asia Tenggara.

Berdasarkan data yang dikutip dari keterangan resmi di website Kementerian Energi dan Sumber Daya Energi (ESDM), Selasa (26/2).

Pekerjaan PLTB menelan investasi sebesar USD 160,7 juta, PLTB Tolo-I ini akan dipasang 20 turbin angin dengan masing-masing kapasitas 3,6 Megawatt (MW), sehingga total kapasitas pembangkit mencapai 72 MW.

Tak kurang dari 60 baling-baling akan dikirim ke lokasi proyek hingga akhir April 2018, Model turbin yang dipasang di PLTB ini memakai jenis Siemens DD On-Shore 3,6 WTG dimana 2 unit transformator Siemens selesai dipasang dengan kapasitas masing-masing 45 MVA.

Nantinya, pembangkit berbasis angin tersebut akan terkoneksi dengan jaringan transmisi sebesar 150 KV. Sebanyak 4 dari 10 tower transmisi 150 KV telah selesai dibangun, yang akan terinterkoneksi melalui Gardu Induk Jeneponto.

Energi listrik PLTB Tolo-I dihasilkan dari kecepatan angin sebesar 6 m/s yang merupakan potensi angin cukup besar untuk dikembangkan secara komersial.

Penandatangan jual-beli atau Power Purchase Agreement (PPA) diteken oleh Perusahaan Listrik Negara bersama PT. Energi Bayu Jeneponto sejak tanggal 14 November 2016 dengan harga jual listrik 10,89 USD cent/kWh.

Berdasarkan PPA tersebut, proyek akan selesai dan Commercial Operation Date (COD) pada 14 November 2019. Hadirnya PLTB Tolo-I Jeneponto akan melengkapi keberadaan PLTB Sidrap untuk meningkatkan kontribusi energi berbasis angin di Indonesia, disamping semakin meningkatkan kehandalan kelistrikan di Sulawesi Selatan, yang saat ini rasio elektrifikasinya telah mencapai 99,12 persen.

Pewarta : Nurhaya J Panga
Editor : Amirullah
Copyright © ANTARA 2024