Makassar (Antaranews Sulsel) - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar berpotensi kehilangan pendapatan sebesar Rp180 juta dari pelanggannya yang berada di wilayah bagian timur ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan ini.

"Kalau berdasarkan hitungan minimal itu, memang kita berpotensi kehilangan pendapatan sekitar Rp180 juta dari gangguan pasokan air," ujar Direktur Teknik PDAM Makassar Kartia Bado di Makassar, Rabu.

Ia mengatakan, potensi pendapatan PDAM Makassar dari pelanggan yang sebesar Rp180 juta itu berdasarkan dari hitungan penurunan tekanan air sekitar 50 liter per detiknya dikalikan dengan jumlah hari dalam dua pekan.

Kartia mengaku, jebolnya salah satu bantalan tepatnya bantalan nomor tiga pada Bendungan Karet Sungai Jeneberang mempengaruhi pasokan air ke pelanggan.

Karena jebolnya bantalan itu, suplai air yang normalnya 300 liter perdetik pada Instalasi Pengolahan Air (IPA) IV Maccini Sombala, harus berkurang sekitar 100 liter per detiknya.

"IPA IV Maccini Sombala ini menyuplai air di kawasan timur kota Makassar serta sebagian wilayah utara kota. Dalam seharinya, pada waktu normal itu kita mampu pasok air 300 liter per detik, dan sekarang hanya sekitar 200 liter saja karena adanya perbaikan," katanya.

Adapun beberapa wilayah yang terganggu suplai airnya yakni di daerah sekitar Kawasan Metro Tanjung Bunga, seluruh perumahan di Gowa Makassar Tourism Development (GMTD), Jalan Deppasawi, Jalan Dg Kuling (Kelurahan Parang Tambung) dan sebagian wilayah utara kota Makassar.

Dia mengaku, kondisi kerusakan ini telah memasuki tahap darurat dan apabila tidak ada tindakan perbaikan dalam waktu dekat, maka operasional IPA IV Maccini Sombala kemungkinan dihentikan total.

Karena kerusakan bantalan tersebut menyebabkan kadar chlorite akibat intrusi air laut sudah berada diambang batas maksimal syarat air baku bisa diproduksi.

"Tidak mungkinlah kita memproduksi air apabila air baku tidak sesuai yang dipersyaratkan. Karena hal itu akan mempengaruhi kualitas air yang diterima oleh masyarakat," ucapnya.

Pewarta : Muh. Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024