Makassar (Antaranews Sulsel) - Badan Pusat Statitistik (BPS) Sulawesi Selatan mencatat angka pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang pada triwulan I/2018 mengalami penurunan sebesar -4,79 persen terhadap triwulan IV/2017.

"Ini berdasarkan data `q to q` antara triwulan I dan triwulan IV tahun 2017 yang mengalami penurunan 4,79 persen," ujar Kepala BPS Sulawesi Selatan Nursam Salam di Makassar, Rabu.

Dia menjelaskan, pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang secara tahunan (y on y) pada triwulan I tahun 2018 juga turunsebesar 0,33persen terhadap triwulan I tahun 2017.

Capaian pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang Sulawesi Selatan ini bahkan berada di bawah pertumbuhan nasional yang sebesar 5,01 persen pada periode yang sama.

Nursam menyebutkan jenis-jenis manufaktur besar dan sedang yang mengalami kenaikan produksi adalah industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya yang naik sebesar 1,13 persen.

Sedangkan industri manufaktur yang mengalami penurunan produksi terendah pada triwulan I tahun 2018 terhadap triwulan IV tahun 2017 adalah industri barang galian bukan logam yang turun sebesar 8,85 persen.

"Kenaikan pada industri kayu ini cukup bagus secara q to q dan jumlahnya itu mencapai 1,13 persen. Tapi pada industri barang galian yang bukan logam justru sebaliknya penurunannya cukup besar 8,85 persen," katanya.

Nursam mengaku jika industri manufaktur di Indonesia menjadi salah satu pendorong dalam pertumbuhan ekonomi, baik secara domestik maupun nasional.

Pewarta : Muh. Hasanuddin
Editor : Amirullah
Copyright © ANTARA 2024